Keluarga David Ozora Tegas Menolak Restorative Justice Kasus Mario Dandy: Tidak Ada Kata Damai
JAKARTA - Perwakilan keluarga David Ozora, Alto Luger menanggapi peluang Restorative Justice (RJ) untuk pelaku penganiayaan berat Mario Dandy, Shane dan AG. Ia menegaskan tidak ada kata damai dalam kasus kekerasan tersebut.
“Respons kita sudah jelas bahwa tidak ada kata damai. Bayangkan saja kalau anak Anda atau saudara Anda umur segitu terus kondisinya seperti itu sampai dengan minggu kelima masih di ICU. Mana ada berdamai dengan pelaku,” kata Alto saat dikonfirmasi, Senin, 20 Maret.
Menurut Alto, apa yang sudah dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora bisa mengakibatkan korban meninggal dunia. Karena itu pihak keluarga bersikeras menolak restorative justice.
“Kan serangan yang dilancarkan pelaku menyerang titik-titik yang sebenarnya berpotensi mematikan. Bisa terlihat saat rekonstruksi bahwa tidak adanya serangan lain. Misalnya ke dada, perut, atau ke alat kelamin kan. Semuanya cuma diarahkan berapa kali tendangan, pukulan, semuanya di satu area aja yakni leher dan kepala,” ucapnya.
Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta mengklarifikasi terkait opsi restorative justice (RJ) terhadap pelaku anak AG pada kasus penganiayaan berat terhadap David Ozora (17).
Baca juga:
Menurutnya, klarifikasi penawaran RJ kepada pelaku anak AG diperlukan dalam merinci pernyataan Kepala Kejati DKI Jakarta, Reda Manthovani usai menjenguk David Ozora di RS Mayapada pada Kamis, 16 Maret.
“Statement Kajati DKI Jakarta memberikan peluang untuk menawarkan memberikan diversi kepada Anak AG yang berkonflik dengan hukum semata-mata hanya mempertimbangkan masa depan anak sebagaimana diatur dalam UU Perlindungan Anak,” Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati DKI Ade Sofyansah dalam keterangannya, Jumat, 17 Maret.