Kematian Dokter Marwanti Masih Misteri, 28 Orang Sudah Diperiksa Polisi
JAYAKARTA - Kematian dokter Marwanti Susanti masih misteri dan sebanyak 28 orang sudah dimintai terkait meninggalkan dokter spesialis paru itu.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengatakan penyidik Polres Nabire terus berupaya mengungkap penyebab kematian dr. Marwanti Susanti yang merupakan dokter di RSUD Nabire, Provinsi Papua Tengah.
kata dia, penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian dokter yang ditemukan meninggal di rumahnya di Kompleks RSUD Nabire, Kamis 9 Maret.
"Saat ini sudah 28 orang saksi yang dimintai keterangan penyidik di Satreskrim Polres Nabire," kata Benny kepada ANTARA, di Jayapura, Jumat 17 Maret.
Ia mengatakan polisi berupaya mengungkap motif dan penyebab meninggalnya dokter spesialis paru yang dimiliki RSUD Nabire itu.
Penyidik, papar dia, sudah memeriksa para saksi dan masih menunggu hasil medis agar dapat dipadukan dengan hasil penyelidikan Tim Reskrim Polres Nabire dan barang bukti yang didapat di TKP.
“Masyarakat diminta tetap sabar menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan anggota dan jangan membangun opini yang dapat mengganggu kamtibmas di Nabire," harap Benny.
Secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Nabire AKP Akhmad Alfian mengatakan dari hasil visum yang dilakukan ditemukan beberapa lebam di bagian tubuh korban, seperti di wajah, leher, dan perut sehingga kematiannya dianggap tak wajar.
Baca juga:
- Suplai Kebutuhan Air Pertanian, Dua Irigrasi Papua Disiapkan
- Menkes Bakal Temui Kapolri dan Panglima TNI Bahas Kematian Tak Wajar Dokter Mawartih di Nabire Papua
- Usut Dugaan Kematian Tak Wajar Dokter Spesialis Paru, Polda Papua Olah TKP Hingga Tunggu Hasil Autopsi
- Buron 8 Tahun, Pembunuh Anggota Brimob di Paniai Papua Tewas Tertembak
Temuan tersebut, katanya, saat ini sedang didalami guna mengungkap apa penyebab kematian korban karena almarhum tidak mempunyai rekam jejak penyakit.
"Secara resmi belum ada penjelasan dari dokter ahli forensik namun ditemui ada tanda-tanda kekerasan," jelas AKP Alfian.