Bagikan:

JAKARTA - Polda Papua telah melakukan serangkaian proses penyelidikan guna mengungkap dugaan kematian tidak wajar dokter spesialis paru Mawartih Susanty. Dokter ini ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mulut berbusa termasuk ada luka lebam di tubuhnya.

Adapun, Mawartih Susanty ditemukan mengingga dunia di rumah dinasnya di daerah RSUD Nabire, Papua Tengah, pada Kamis, 9 Maret.

"Sudah dilakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi pada hari di temukan korban," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, Selasa, 14 Maret.

Selain itu, tim penyelidik juga sedang menunggu hasil autopsi yang telah dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar pada 10 Maret.

Nantinya, hasil autopsi itu akan menjadi alat bukti tambahan untuk mengungkap penyebab sebenarnya di balik tewasnya dokter spesialis paru tersebut.

"Masih menunggu hasil autopsi dari RSB Makassar," kata Benny.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Cabang Papua dr. Hendra Sihombing, Sp.P., menyebut ada kejanggalan dalam kematian Mawartih Susanty.

"Jadi kami sangat prihatin atas kejadian tersebut. Dari laporan itu ada ketidakwajaran. Kita masih menunggu hasil autopsi resmi dari pihak kepolisian. Kami berharap bahwa visum itu segera diselesaikan sehingga langkah-langkah selanjutnya bisa dilaksanakan dan berjalan dengan baik," katanya.

Menurut laporan yang diterima, sambung Hendra, korban ditemukan dalam kondisi mulut berbusa dan ada luka lebam di tubuhnya. Pihak keluarga menyampaikan pada bagian punggung belakang tubuh korban membiru serta di bagian leher, dan tulang rusuk patah.

"Kita masih menunggu hasil resmi dari autopsi pihak kepolisian. Sebagai ketua, saya berharap kepada aparat penegak hukum untuk segera menyelesaikan kasus ini dengan titik terang penyelesaian terbaik dan pelaku segera ditangkap, diproses sesuai hukum yang berlaku," ujar Hendra.