DLHK Aceh Barat Telusuri Tumpahan 5 Ton Batu Bara di Pesisir Pantai Meureubo
MEULABOH - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Aceh Barat menelusuri penyebab tumpahan sekitar lima ton batu bara di pesisir Kecamatan Meureubo yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.
“Sampel batu bara yang tumpah dan berada di pesisir pantai ini sudah kita ambil dan kita kirim ke laboratorium,” kata Kepala DLHK Kabupaten Aceh Barat, Bukhari di Meulaboh dilansir ANTARA, Selasa, 14 Maret.
Dia mengatakan material bongkahan batu bara tersebut diduga tumpah dari kapal tongkang yang berada di laut, lalu kemudian material tersebut terbawa ke pesisir pantai di kawasan Desa Peunaga Rayeuk, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.
Pemeriksaan sampel batu bara tersebut sangat diperlukan guna memastikan dari mana sumber batu bara, mengingat selama ini material batu bara diproduksi oleh PT Mifa Bersaudara yang berada di Kabupaten Aceh Barat. Selain itu material batu bara juga didatangkan dari luar Aceh guna keperluan produksi pembangkit listrik PLTU 1-2 Nagan Raya, Aceh.
Apabila pemeriksaan kandungan batu bara tersebut selesai dilakukan di laboratorium, maka dapat dipastikan dari mana sumber batu bara yang selama ini telah tumpah dan diduga telah mencemari lingkungan pesisir pantai di Kabupaten Aceh Barat.
“Nanti akan terlihat siapa pemilik batu bara yang tumpah ke laut Aceh Barat,” ujar Bukhari.
Baca juga:
- AHY Kritik Putusan PN Jakpus soal Penundaan Pemilu 2024: Kalau Ditunda, Apa Iya Ada Plt Presiden?
- Pj Gubernur DKI Heru Budi Tolak Undangan Khusus Hadiri Formula E 2023, Maunya Beli Tiket Penonton
- Laporan IPW Soal Dugaan Gratifikasi Wamenkumham Bakal Ditelaah KPK
- WN Ukraina di Bali yang Bikin KTP Palsu Jadi Tersangka
Sepanjang Selasa, bongkahan batu bara yang selama ini memenuhi ratusan meter pesisir pantai di Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, telah mulai dibersihkan oleh masyarakat sekitar, yang dikumpulkan di dalam karung dalam jumlah banyak.
Aksi pengumpulan batu bara oleh masyarakat tersebut, kata Bukhari, dilakukan atas koordinasi sebuah perusahaan pertambangan batu bara yang ada di Kabupaten Aceh Barat.