Pilot Ini Jadi Wanita India Pertama yang Pimpin Unit Tempur, Ditempatkan di Perbatasan dengan Pakistan

JAKARTA - Angkatan Udara India (IAF) telah memilih seorang perwira wanita untuk memimpin unit tempur garis depan, yang pertama bagi wanita di negara tersebut.

Saat dunia merayakan Hari Perempuan Internasional, Shaliza Dhami, Kapten Grup IAF, telah ditunjuk untuk memimpin skuadron rudal di sektor barat, dekat perbatasan India-Pakistan di Punjab utara.

Pangkat Kapten Grup di IAF setara dengan Kolonel di Angkatan Darat. Dhami (41), saat ini ditempatkan di cabang operasi markas komando garis depan, melansir The National News 8 Maret.

Pertama kali bergabung dengan Angkatan Udara India sebagai pilot helikopter tahun 2003, dia kini telah memiliki lebih dari 2.800 jam terbang.

Tak hanya itu, Dhami adalah instruktur terbang yang berkualifikasi dan telah melakukan beberapa misi pencarian, penyelamatan dan operasi bantuan banjir. Tiga tahun lalu, ia membuat sejarah sebagai perwira wanita pertama yang menjadi komandan penerbangan.

"Sebelum dipilih oleh IAF sebagai wanita pertama yang mengambil komando unit tempur garis depan, dia juga menjabat sebagai komandan penerbangan unit helikopter di sektor barat. Dia juga telah dipuji oleh komandan angkatan udara," kata seorang perwira seperti mengutip Times of India.

Sementara itu, bagi Harkesh Dhami dan Dev Kumari, ini adalah momen kegembiraan yang luar biasa serta ketidakmampuan menemukan kata-kata untuk menggambarkan betapa membanggakannya putri mereka, Dhami.

"Saya tidak mendapatkan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan saat ini. Kami sangat bangga padanya. Yang membuatnya lebih istimewa adalah kesempatan Hari Perempuan. Saya berharap dia akan menginspirasi ribuan wanita lain untuk mencapai apa yang mereka inginkan," terang Harkesh (66) dengan mata berkaca-kaca, saat berbicara dengan The Indian Express di kediaman mereka di Laxmi Nagar.

"Kecuali fakta bahwa kami tidak pernah menghentikannya melakukan apa pun dan tidak pernah ikut campur dalam pilihannya, kami tidak memiliki kontribusi lain. Itu semua adalah kerja keras dan dedikasinya," lanjut Harkesh.

Berjuang untuk menahan air matanya, Harkesh mengenang ketika tiba waktunya untuk mengirim Shaliza ke sekolah, semua orang menyarankan agar dia memilih sekolah biara kelas atas. Tetapi, dia memutuskan untuk tidak melakukannya.

"Saya hanya memiliki sepeda saat itu. Sedangkan anak-anak yang belajar di sekolah biara, orang tua mereka datang untuk mengantar mereka dengan mobil mewah. Saya memutuskan bahwa anak-anak saya akan belajar di sekolah tempat anak-anak orang biasa seperti saya belajar. Seandainya saya memasukkannya ke biara, dia mungkin memiliki rasa rendah diri. Jadi, kami memasukkannya ke sekolah negeri. Dan lihat di mana dia telah mencapai hari ini," kenangnya.

Selain pilot Angkatan Udara, Dhami juga pernah menjadi pemain hoki, pelukis dan penari. Dia menikah dengan Komandan Wing IAF Vineet Joshi, yang berasal dari Uttarakhand. Pasangan itu memiliki dua putra.

"Kami tidak pernah memaksa putri kami untuk menikah. Itu adalah keputusannya pada saat dia menginginkannya dan dengan pria pilihannya. Kami tidak pernah ikut campur dalam hidupnya," tutur Harkesh.

Harkesh mengatakan, satu-satunya pesannya kepada orang tua di seluruh negeri adalah, mereka harus memberikan "sayap" kepada putri mereka untuk "terbang".

"Jangan pernah memaksa mereka untuk menikah. Jangan pernah memaksakan keputusan Anda pada mereka. Jangan pernah membuat pilihan karir untuk mereka, biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan," pesannya.

Diketahui, ada 18 wanita yang menerbangkan pesawat tempur di IAF. Selain itu, ada juga lebih dari 145 wanita pilot helikopter dan pesawat angkut. Pada saat yang sama, sekitar 108 wanita juga telah disetujui untuk promosi ke pangkat Kolonel untuk jabatan-jabatan bantuan tempur.

India diketahui telah melantik perwira wanita sejak awal 1990-an. Jumlah mereka lebih dari 3.900 dari 65.000 kader perwira. Secara terpisah, ada sekitar 1.670 dokter wanita, 190 dokter gigi, dan 4.750 perawat dalam aliran medis militer