Transaksi Kripto di Rusia Hampir Tembus Rp199 Triliun

JAKARTA - Perputaran aset kripto di Rusia semakin meningkat tanpa adanya regulasi yang komprehensif, demikian yang diungkapkan oleh Direktur Layanan Pemantauan Keuangan Federal Federasi Rusia (Rosfinmonitoring), Yury Chikhanchin.

Dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin, Chikhanchin melaporkan bahwa layanannya telah memantau aktivitas lebih dari 25.000 peserta dalam transaksi kripto dan telah mengidentifikasi sekitar selusin organisasi keuangan yang memberikan bantuan kepada mereka.

Pada sebuah pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin, Chikhanchin melaporkan kepada kepala negara tentang operasi badan tersebut saat ini. Putin mengatakan bahwa di mana pun uang atau instrumen keuangan baru muncul, "penipu" juga akan muncul. Namun, Chikhanchin mengakui bahwa penggunaan mata uang kripto semakin meningkat di Rusia tanpa adanya regulasi yang komprehensif.

Perputaran mata uang kripto saat ini lebih dari 630.000 bitcoin dengan nilai tukar saat ini yang mendekati 13 miliar dolar AS (sekitar Rp199,7 triliun) dalam bentuk fiat. "Kami percaya bahwa perputaran mata uang kripto saat ini lebih dari 630.000 bitcoin," jelas Chikanchin dikutip dari Bitcoin.com News.

Padahal, menurut perkiraan Bank of Russia pada tahun 2021, volume tahunan transaksi kripto yang dilakukan oleh orang Rusia pada saat itu hanya sekitar 5 miliar dolar AS.

Rosfinmonitoring telah melakukan sekitar 120 investigasi terkait kripto dan memulai lebih dari 60 kasus kriminal. Pejabat tersebut menjelaskan bahwa hal ini dimungkinkan berkat peluncuran platform 'Blockchain Transparan' Rusia yang baru. Layanan ini dapat melacak pergerakan lebih dari 20 aset kripto yang berbeda. Alat analitik kripto saat ini sedang menjalani pengujian di Kementerian Dalam Negeri, Dinas Keamanan Federal, dan Komite Investigasi.

"Setahun yang lalu, layanan ini hanya dapat melacak bitcoin, tetapi dengan menggunakan sistem ini, Anda dapat melihat pergerakan lebih dari 20 aset kripto yang berbeda," jelas pejabat tersebut.

Platform Transparent Blockchain juga digunakan dalam upaya untuk menutup pasar darknet Hydra, sebagai bagian dari kerja sama dengan lembaga penegak hukum dan perwakilan organisasi intelijen keuangan negara lain. Situs web tersebut ditutup pada awal April 2022, ketika pihak berwenang Jerman menyita layanannya dalam sebuah operasi yang dilakukan dengan dukungan AS. Seorang administrator yang diduga sebagai warga negara Rusia, Dmitry Pavlov, ditangkap pada bulan yang sama.