Pemprov Jambi Siapkan Jalan Alternatif hindari Kemacetan Angkutan Batu Bara
JAMBI - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi sedang mempersiapkan jalan alternatif dari simpang Karmeo menuju Kilangan, Kabupaten Batang Hari, untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan akibat jalan nasional dilalui oleh angkutan batu bara.
"Kami dari Dinas Perhubungan Provinsi Jambi menyatakan kesiapannya jika jalan alternatif dari Simpang Karmeo-Kilangan Kabupaten Batang Hari dibuka untuk dilalui kendaraan pribadi, sehingga tidak terjebak dengan kemacetan yang kerap terjadi di jalan nasional itu," kata Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jambi, Atmajaya di Jambi, Antara, Senin, 13 Maret.
Jalan alternatif yang dibangun melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) itu sudah siap dibuka. Pihaknya masih menunggu instruksi pimpinan terkait jadwal pembukaan jalan tersebut.
Dijelaskan Atmajaya bahwa sarana pendukung di jalan alternatif tersebut seperti rambu-rambu sudah tersedia dan pihaknya melakukan koordinasi dengan Ditlantas Polda Jambi untuk menggunakan aplikasi Simpang Bara.
Pihak Dishub Jambi juga sudah siapkan dan akan mengaktifkan kantong-kantong parkir bagi angkutan batu bara, termasuk juga pengawasan di mulut tambang serta pengawasan bersama mengenai jam operasional.
Sementara itu beberapa hari lalu Gubernur Jambi Al Haris memastikan membuka kembali aktivitas tambang batu bara ketika perbaikan jalan nasional di ruas jalan Kabupaten Batang Hari - Sarolangun, Jambi selesai.
Baca juga:
- Cegah Jalan Cepat Rusak, Polisi Minta Truk Angkut Batu Bara di Jambi Pahami Batas Tonase
- Gubernur Jambi: Aktivitas Batu Bara Dibuka Setelah Jalan Diperbaiki
- Truk Batu Bara Sebabkan Macet 22 Jam di Jambi, Anak Buah Menteri ESDM Bilang Begini
- Dianggap Kontra Jokowi, Elektabilitas Anies Ungguli Ganjar di Survei IPO
Berdasarkan laporan di lapangan perbaikan jalan belum selesai karena butuh waktu 10 hari mengingat ada tiga titik yang jalannya rusak parah atau rawan kecelakaan. Gubernur meminta agar pihak angkutan truk batu bara bisa bersabar dan mengikuti perintah yang dikeluarkan untuk tidak beraktivitas sampai waktu yang ditentukan.
"Saya hanya minta tunggu saja, dari pada nanti jalan kita macet lagi, mending waktu 10 hari harus kita tunggu sampai tuntas perbaikan jalan itu," ujarnya.