Gaya Hidup Sederhana Pejabat Indonesia: Dari Teladan Bung Hatta hingga Regulasi Gerakan Pejabat Hidup Sederhana
Dalam era yang semakin hedonistik dan materialistik seperti sekarang ini, kisah-kisah tentang kesederhanaan dan kejujuran semakin relevan dalam kehidupan masyarakat. Sayangnya, banyak pejabat publik yang punya harta berlimpah dan justru terjebak dalam perilaku pamer dan hidup mewah yang merugikan negara dan masyarakat. Seperti kasus Rafael Alun Trisambodo, Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono, dan mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto, yang belakangan menjadi viral di media.
Padahal, Indonesia adalah salah satu negara dengan sejarah perjuangan yang panjang, di mana para pemimpinnya dulu hidup sederhana dan memiliki semangat berjuang untuk kesejahteraan rakyatnya. Namun, belakangan ini, gaya hidup para pejabat Indonesia menimbulkan keprihatinan bagi masyarakat. Terkesan pamer harta dan gaya hidup hedon yang dijalani para pejabat, jauh dari kesederhanaan dan semangat berjuang yang ditunjukkan para pemimpin masa lalu.
Beberapa tokoh besar Indonesia seperti Mohammad Hatta, Jenderal Hoegeng atau Jenderal Soekanto, Kapolri pertama Indonesia, dikenal dengan gaya hidup sederhana dan jauh dari kesan hedonisme. Ketiga tokoh ini dikenal sebagai teladan hidup sederhana dan berjuang untuk kepentingan rakyat. Bahkan Bung Hatta, yang pernah mengalami kesulitan membayar tagihan listrik, tidak pernah mengeluh dan tetap hidup sederhana.
Di era orde baru, mantan Dirjen Pajak yang kemudian menjadi Menteri Keuangan Marie Muhammad juga menunjukkan kesederhanaan. Tentu publik masa ia menjabat ingat dengan mobil yang ia punya.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak pejabat di Indonesia yang menunjukkan gaya hidup mewah dan hedon. Padahal diketahui Kementerian BUMN sudah mengeluarkan aturan bahwa bos-bos BUMN dilarang memamerkan harta dan gaya hidup mewahnya di media sosial. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi citra negatif yang muncul terkait dengan perilaku para pejabat yang tidak sederhana. Beberapa instansi juga menyusul mengeluarkan imbauan yang sama.
Perilaku para pejabat Indonesia yang suka memamerkan gaya hidup mewahnya pun menimbulkan bukan tidak mungkin berdampak yang merugikan bagi masyarakat. Perilaku ini menimbulkan kesan bahwa menjadi pejabat adalah cara mudah untuk kaya dan hidup mewah, tanpa harus berjuang untuk kepentingan rakyat. Hal ini juga dapat memperkuat persepsi bahwa korupsi dan nepotisme merupakan cara yang diterima untuk memperoleh kekayaan dan status.
Oleh karena itu, penting untuk menggalakkan gerakan hidup sederhana di kalangan pejabat publik di Indonesia. Ini dapat dilakukan melalui pembentukan regulasi dan aturan yang mengatur gaya hidup para pejabat, termasuk pelarangan pamer harta dan gaya hidup mewah di media sosial. Selain itu, diperlukan juga pengawasan dan sanksi yang tegas bagi pejabat yang melanggar aturan tersebut.
Gerakan hidup sederhana juga dapat dilakukan melalui sosialisasi dan pembinaan yang intensif bagi para pejabat publik. Pembinaan ini dapat berupa pelatihan dan pendidikan tentang etika dan moralitas kepemimpinan, serta pengembangan kesadaran akan pentingnya hidup sederhana dan berjuang untuk kepentingan rakyat.
Dengan menggalakkan gerakan hidup sederhana di kalangan pejabat publik, diharapkan akan tercipta iklim kepemimpinan yang lebih jujur, transparan, dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Hal ini dapat membawa perubahan positif dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi publik.
Baca juga:
- Kisah Bung Hatta Kesulitan Bayar Tagihan Listrik
- Modus Rafael Alun Terkuak, Mahfud: Sempat Buka Deposit Box, Sebelum Diblokir PPATK
- Kisah Iding Wangsa Widjaja, Orang Kepercayaan Bung Hatta dalam Sejarah Hari Ini, 6 Maret 1943
- Mengintip Koleksi Kendaraan Andhi Pramono, Pejabat Bea Cukai Makassar yang Dibidik PPATK
Namun, implementasi dari gerakan hidup sederhana di kalangan pejabat publik masih membutuhkan upaya dan dukungan yang berkelanjutan. Dibutuhkan konsistensi dari pejabat publik dalam menerapkan hidup sederhana dan menjaga integritasnya dalam menjalankan tugas-tugasnya, serta dukungan dari masyarakat untuk terus memantau dan memberikan umpan balik terhadap kinerja pemerintah. Dengan begitu, diharapkan tercipta iklim kepemimpinan yang lebih jujur, transparan, dan berorientasi pada kepentingan rakyat di Indonesia.
Dan, harusnya bisa dilakukan. Karena selama ini Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai pemimpin Indonesia kerap kali menunjukkannya. Bukan hanya Presiden Jokowi semata, keluarganya pun ikut mencontohkan. Seperti ibu negara Iriana yang sering kali terlihat naik pesawat terbang kelas ekonomi. Jadi bukan hal sulit.
Toh, masyarakat juga tidak juga berharap pejabat negara kesulitan membayar listrik atau berlagak susah. Masyarakat hanya minta jangan mengumbar kemewahan berlebihan.