KPK Geledah 2 Kantor terkait Dugaan Suap Bansos COVID-19 yang Jerat Juliari Batubara
JAKARTA - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di dua kantor perusahaan yang diduga terlibat dalam kasus suap bantuan sosial COVID-19 yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara.
"Terkait penyidikan dugaan korupsi di Kemensos dengan tersangka JPB (Juliari Peter Batubara) dan lainnya, hari ini tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di dua lokasi," kata Plt Juru Bicara KPK bidang Penindakan Ali Fikri kepada wartawan melalui keterangan tertulis, Senin, 11 Januari.
Dua kantor perusahaan yang digeledah adalah kantor PT Mesail Cahaya Berkat yang berada di Jalan Letjend S. Parman Kavling 28 dan kantor PT Junatama Foodia di Metropolitan Tower TB Simatupang, Jalan RA Kartini lantai 13.
"Hingga saat ini, kegiatan penggeledahan masih berlangsung dan perkembangannya akan kami informasikan lebih lanjut," tegasnya.
Dalam kasus ini, KPK menetapkan sejumlah tersangka terkait dengan dugaan kasus korupsi bantuan sosial (bansos) paket sembako untuk pengananan COVID-19 di wilayah Jabodetabek termasuk Menteri Sosial non-aktif Juliari Batubara.
Selain Juliari, KPK juga menetapkan empat tersangka lainnya yaitu Pejabat Pembuat Komitmen di Kementerian Sosial (PPK) MJS dan AW sebagai penerima suap serta AIM dan HS selaku pemberi suap.
Kasus ini berawal ketika Juliari menunjuk dua pejabat pembuat komitmen (PPK) Matheus Joko Santoso dan Adi dalam pelaksanaan proyek ini dengan cara penunjukkan langsung para rekanan. KPK menduga disepakati adanya fee dari paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kementerian Sosial.
Sedangkan fee setiap paket bansos COVID-19 yang disepakati Matheus dan Adi sebesar Rp10 ribu dari nilai sebesar Rp300 ribu.
Baca juga:
Matheus dan Adi kemudian membuat kontrak pekerjaan dengan beberapa suplier sebagai rekanan penyediaan bansos pada Mei-November 2020. Rekanan yang dipilih adalah AIM, HS, dan PT Rajawali Parama Indonesia alias PT RPI yang diduga milik Matheus dan penunjukannya diketahui Juliari.
Pada pendistribusian bansos tahap pertama diduga diterima fee Rp 12 miliar. Matheus memberikan sekitar Rp 8,2 miliar secara tunai kepada Juliari melalui Adi yang kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi.
Dalam operasi senyap ini, KPK juga menyita barang bukti berupa uang yang sudah disiapkan dari pemberi suap yakni AIM dan HS di salah satu apartemen di Jakarta dan Bandung. Uang Rp14,5 miliar disimpan di sejumlah koper dan tas serta terdiri dari pecahan rupiah dan uang asing.