Mantan Pemimpin Fatah Palestina Sebut Israel Telah Membunuh Solusi Dua Negara

JAKARTA - Palestina harus menyadari solusi dua negara tidak lagi bisa diharapkan dan pada dasarnya sudah mati, kata mantan pemimpin Kelompok Fatah yang diasingkan.

"Kekerasan terhadap langkah-langkah yang diambil oleh Israel selama tiga puluh tahun terakhir, terutama dengan perluasan permukiman di Tepi Barat, karena tidak ada lagi tanah yang bersebelahan di mana negara Palestina yang layak dapat didirikan," ujar Mohammed Dahlan, mantan pemimpin Fatah kepada Sky News Arabia seperti mengutip The National News 2 Maret.

"Pemerintah Israel kurang lebih telah membunuh gagasan solusi dua negara. Jadi kami, warga Palestina, berpegang pada gagasan solusi dua negara seperti berpegang pada ilusi," sambungnya.

Dahlan mengatakan, Israel menderita ancaman dari dalam pemerintahannya sendiri dan kepemimpinan sayap kanannya saat ini "menyatakan perang" terhadap nilai-nilai hukum yang menjadi dasar negara dibangun.

"Pemerintah saat ini mencampuri urusan tentara, peradilan dan di semua lembaga negara, yang menyebabkan gerakan penolakan terus-menerus dalam masyarakat Israel, yang telah terpecah belah karena masalah internal ini," terangnya.

"Tapi, tanggung jawab saya terhadap rakyat Palestina membuat saya menuntut agar pejabat Palestina berhenti mengejar ilusi solusi dua negara, setelah Israel secara praktis menghancurkannya," papar Dahlan.

"Oleh karena itu, kita tidak boleh membuang waktu dan menuntut solusi satu negara untuk dua orang dengan hak yang sama, dan membiarkan Israel menghadapi tanggung jawabnya sebagai sebuah pemerintahan," tandasnya.

Dahlan mendesak Palestina untuk menyatukan Tepi Barat dan Gaza di bawah satu kepemimpinan Palestina, segera mengadakan pemilihan presiden dan parlemen.

Diketahui, Dahlan pernah menjadi kepala keamanan Gaza untuk Partai Fatah yang mendukung Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

"Tanpa (pemilu), tidak ada perkembangan yang dapat terjadi dalam proses politik," tandasnya.