Menteri Basuki Bocorkan Tiga Jurus Bangun Infrastruktur Tanpa APBN
JAKARTA - Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membeberkan langkah-langkah untuk membangun berbagi proyek infrastruktur tanpa mengandalkan biaya dari APBN.
Menurut Basuki, kontribusi APBN untuk membangun infrastruktur hanya berkisar 30-40 persen, sedangkan kekurangannya harus dicari lewat skema pembiayaan yang bisa dikerjasamakan dengan swasta atau BUMN.
Ada salah satu pembiayaan alternatif yang saat ini sudah berhasil dijalankan oleh pihaknya, seperti pengunaan dana talangan bagi penyedia jasa untuk pembebasan lahan pembangunan infrastruktur.
Kemudian, ada skema cross subsidy lelang. Misalnya, melakukan lelang proyek dengan tawaran siapa yang mampu membangun tol Trans Sumatra terpanjang, dia yang akan menjadi pemenang lelang.
"Jadi, sempat kami lelangkan Tol Semarang Batang dan Serang-Panimbang, kami dapat bangun 83 km di Sumatra," kata Basuki dalam acara Ulang Tahun PT PII ke-13 di Jakarta, secara daring, Rabu, 1 Maret.
Ketiga, ada KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha). Dalam skema ini, nantinya pemerintah akan membayar lewat cicilan kepada badan usaha pelaksana atas pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kualitas dan/atau kriteria sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian KPBU.
"(Skema KPBU) itu yang paling mudah, jadi itu dikawal terus oleh PT PII (Penjaminan Infrastruktur Indonesia) mulai dari penyiapan proyeknya, tidak hanya untuk pembangunan baru, tetapi juga untuk pemeliharaan jalan," ujar Basuki.
Baca juga:
Basuki bahkan mengaku, bahwa dirinya tidak pernah meminta uang kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait pembangunan infrastruktur.
"Saya tidak pernah (minta anggaran) ke beliau (Sri Mulyani), tetapi kalau beliau tidak ngasih saya, ya, dimarahi presiden," ungkapnya.
Menurut Basuki, pembangunan infrastruktur bukan hanya mengandalkan APBN saja, melainkan bisa kerjasama dengan pihak swasta melalui skema pembiayaan yang saling menguntungkan.
"Jadi, saya ingatkan teman-teman juga yang menjadi pelaksana di daerah memang harus berinovasi, tidak hanya teknologinya yang berinovasi, tetapi financing-nya ini juga," pungkasnya.