Rawan Kasus Pelecehan Seksual, Transjakarta Diminta Sediakan Ruang Khusus Wanita di Semua Armadanya
JAKARTA - Kasus pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta kembali terjadi. Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran), Ki Darmaningtyas menilai hal ini merupakan konsekuensi dari angkutan umum yang ruangnya bercampur antara laki-laki dan perempuan.
Karenanya, Darmaningtyas menyarankan agar Transjakarta menambahkan armada khusus wanita, baik unit bus di dalam jalur (BRT), Metrotrans, Minitrans, hingga Mikrotrans.
"Perlu melakukan pemisahan secara fleksibel penumpang laki-laki dan perempuan. Perempuan boleh saja naik di bus yang umum, yang campur laki-laki dan perempuan, tapi disediakan juga armada yang khusus untuk perempuan. Saya kira begitu caranya," kata Darmaningtyas, Senin, 27 Februari.
Sejauh ini, Transjakarta telah menyediakan layanan 20 bus pink yang dikhususkan untuk penumpang wanita, baik yang berada di jalur busway maupun non-BRT. Di antaranya adalah Koridor 2 (Pulogadung-Harmoni), Koridor 3 (Kalideres-Pasar Baru), Koridor 9 (Pinang ranti-Pluit), Koridor 13 (Ciledug-Tendean) dan PGC-Harmoni (5C).
Namun, Transjakarta belum menyediakan armada khusus perempuan pada angkutan Mikrotrans atau angkot yang terafiliasi dengan Transjakarta.
Darmaningtyas menilai angkutan jenis ini juga perlu melayani unit khusus wanita. Kalau tak bisa menambah unit, setidaknya dibuat ruang khusus wanita pada Mikrotrans.
"Untuk yang Mikrotrans atau angkot bertuliskan jaklingko, itu saran saya adalah tempat duduk yang sisi kiri, yang dekat pintu itu untuk laki-laki, yang kanan untuk perempuan. Kenapa yang kanan perempuan? karena 70 persen penumpang mikrotrans itu perempuan. Jadi dia duduknya di kursi yang banyak," jelas dia.
Baca juga:
Baru-baru ini, kembali terjadi dua kasus pelecehan seksual di dalam armada Transjakarta. seorang wanita berinisial H mengaku dirinya menjadi korban pelecehan seksual di bus Transjakarta dengan rute Monas-Pulogadung pada Senin, 20 Februari 2023. Peristiwa ini terjadi ketika bus dalam keadaan padat seusai jam kerja.
Merasa adanya kontak pelecehan tersebut, H langsung meminta bantuan penumpang lain untuk memastikan apa yang dilakukan pelaku kepadanya. Penumpang lain tersebut langsung menarik H pergi ke area aman dan menjauhi pelaku. Kemudian, H terus memantau pergerakan pelaku sampai turun dari bus.
Saat pelaku turun di Halte Rawa Selatan, korban beserta petugas Transjakarta mengejarnya. Terduga pelaku pelecehan seksual ini berhasil kabur dengan melompat ke jalur busway. Pelaku telah ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian. Pelaku meruapakan petugas harian lepas (PHL) Pos Polisi (Pospol) Tambora.
Aksi pelecehan seksual terhadap penumpang perempuan bus Transjakarta kembali terjadi di dalam rangkaian armada bus non-BRT rute Kampung Melayu-Tanah Abang via Cikini, Sabtu 25 Februari. Korban diketahui masih di bawah umur. Kini, pelaku telah digiring ke Polres Metro Jakarta Pusat.