CEO Signal Ancam 1.000 Persen Keluar dari Inggris Jika Dipaksa Turuti RUU Keamanan Daring
JAKARTA - Signal menegaskan akan keluar dan berhenti menyediakan layanan di Inggris jika undang-undang baru merusak enkripsi aplikasi perpesanan terenkripsi itu.
"Signal tidak akan pernah, tidak akan pernah, 1.000 persen tidak akan berpartisipasi, dalam segala jenis pemalsuan teknologi kami yang akan merusak janji privasi kami," ungkap CEO Signal, Meredith Whittaker.
"Kami benar-benar akan keluar dari negara mana pun jika pilihannya adalah tetap berada di negara tersebut dan merusak janji privasi ketat yang kami buat kepada orang-orang yang mengandalkan kami. Inggris tidak terkecuali," imbuhnya.
Pernyataan Whittaker menanggapi Rancangan Undang-Undang (RUU) Keamanan Daring yang digagas oleh mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Jika RUU itu disahkan, hampir semua penyedia konten buatan pengguna diwajibkan untuk memblokir materi pelecehan seksual terhadap anak (CSAM).
Selain itu, penyedia juga harus memastikan setiap konten legal yang dapat diakses oleh anak di bawah umur, termasuk topik menyakiti diri sendiri harus sesuai usia mereka.
Ketentuan dalam RUU Keamanan Daring tersebut secara khusus mengarah pada enkripsi end-to-end (E2EE), merupakan bentuk enkripsi di mana hanya pengirim dan penerima pesan yang dapat mengakses konten, seperti dikutip dari ArsTechnica, Senin, 27 Februari.
Namun dalam RUU Keamanan Daring, penyedia layanan dilarang memberikan informasi yang dienkripsi sedemikian rupa sehingga Ofcom (regulator telekomunikasi Inggris) tidak dapat memahaminya.
Atau membuat dokumen yang dienkripsi sedemikian rupa sehingga tidak mungkin untuk Ofcom untuk memahami informasi yang dikandungnya, dan ketika tujuan akhirnya adalah untuk mencegah badan pengawas Inggris memahami informasi tersebut.
Baca juga:
Pendukung privasi memperingatkan RUU tersebut dapat memaksa layanan pesan terenkripsi seperti Signal, WhatsApp dan iMessage untuk memantau pesan pengguna dan menciptakan kerentanan di platform mereka yang dapat dieksploitasi oleh aktor nakal dan pemerintah.
"Pemikiran ajaib (untuk percaya bahwa ada privasi) tetapi hanya untuk orang baik. Enkripsi melindungi semua orang atau rusak untuk semua orang," ujar Whittaker kepada BBC Internasional.
Telah diunduh lebih dari 100 juta kali di toko aplikasi Google, Signal dioperasikan oleh organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan banyak digunakan oleh para aktivis juga jurnalis, serta beberapa badan intelijen.
Whittaker juga mengkritik sistem yang disebut pemindaian sisi klien, di mana gambar dipindai sebelum dienkripsi. Menurutnya, sistem seperti itu akan mengubah telepon semua orang menjadi perangkat pengawasan massal yang menelepon ke rumah perusahaan teknologi dan pemerintah serta entitas swasta.
"Pintu belakang (teknologi ke dalam layanan terenkripsi dapat dibajak oleh) aktor negara ganas dan menciptakan jalan bagi penjahat untuk mengakses sistem ini," jelas Whittaker.