Siapa yang Harus Berhenti Duluan, Latihan Gabungan Korsel-AS atau Peluncuran Rudal Balistik Korut?

JAKARTA - Saling lempar yang jadi lingkaran setan masih terjadi di Korea. Korut meminta AS dan Korsel berhenti lakukan latihan perang. Tapi dua negara terakhir mengaku latihan demi hadapi kemungkinan terburuk, diluncurkan rudal jelajah Korut.

Yang terbaru, pejabat kementerian luar negeri Korea Utara Kwon Jong-gun menegaskan Pyongyang bakal makin serius menganggap praktik permusuhan dari Amerika Serikat sebagai deklarasi perang.

Pyongyang meminta Washington menghentikan pengerahan aset strategisnya ke Korea. Termasuk juga menghentikan latihan dengan Seoul meredakan ketegangan militer di semenanjung, seperti dilansir dari Yonhap News yang mengutip sebuah pernyataan oleh Kantor Berita Pusat Korea resmi (KCNA).

"AS harus ingat, jika tetap melakukan praktik permusuhan dan provokatif terhadap DPRK meskipun DPRK berulang kali memprotes dan memperingatkan, itu dapat dianggap sebagai deklarasi perang melawan DPRK," kata KCNA.

Latihan gabungan baik di atas meja maupun di lapangan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat akan dilabeli sebagai demonstrasi perang nuklir melawan Korea Utara.

Kwon juga mengecam kunjungan para pejabat AS dan delegasi Korea Selatan ke Pangkalan Kapal Selam Angkatan Laut Kings Bay di Georgia, pangkalan pesisir tenggara yang menampung kapal selam nuklir utama.

"Ini jelas membuktikan sudah sampai tahap apa upaya mereka menghadapi DPRK," katanya.

Kwon mengkritik keras Dewan Keamanan PBB karena mengambil masalah dengan provokasi rudal Korea Utara baru-baru ini pada pertemuan darurat awal pekan ini, mengklaim uji coba tersebut adalah latihan dari "hak untuk membela diri.

“Jika DK PBB benar-benar berniat untuk berkontribusi pada perdamaian dan keamanan di semenanjung Korea, DK PBB harus mengutuk keras AS dan Korea Selatan atas tindakan mereka yang meningkatkan ketegangan militer seperti seringnya pengerahan aset strategis dan militer gabungan skala besar. latihan melawan DPRK," katanya, mengecam DK PBB hanya sebagai "alat" AS untuk menekan Korea Utara.