Konvoi Kendaraan PBB Tabrak Peledak Rakitan, Tiga Pasukan Penjaga Perdamaian Senegal Tewas di Mali
JAKARTA - Tiga pasukan penjaga perdamaian dari Senegal tewas dan lima lainnya terluka parah, setelah konvoi mereka menabrak sebuah alat peledak rakitan di Mali tengah, demikian ungkap misi penjaga perdamaian PBB di negara tersebut dan tentara Senegal pada Hari Selasa.
Mali sedang berjuang untuk membendung pemberontakan ekstrem kanan yang berakar setelah kudeta tahun 2012, yang sejak saat itu telah menyebar dari wilayah utara Afrika Barat yang gersang. Ribuan orang telah tewas dan jutaan orang mengungsi di seluruh wilayah Sahel.
Melansir Reuters 22 Februari, beberapa kelompok memiliki diketahui berhubungan dengan kelompok al Qaeda dan ISIS.
Insiden Hari Selasa terjadi di dekat Desa Songobia, 29 km (18 mil) barat daya Kota Bandiagara di wilayah Mopti, Mali, misi penjaga perdamaian PBB MINUSMA mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Tentara Senegal juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, para korban merupakan bagian dari kontingen Senegal dalam misi PBB.
"Ini adalah ilustrasi tragis lain dari kompleksitas lingkungan operasional kami, pengorbanan yang dilakukan oleh komunitas internasional untuk perdamaian di Mali," kata Kepala Misi MINUSMA El-Ghassim Wane.
Baca juga:
- Desak Rusia Pertimbangkan Kembali Penangguhan Perjanjian Senjata Nuklir, Sekjen NATO: Dunia Lebih Berbahaya
- Virus H5N1 Menyebar, Puluhan Ribu Burung dan Ratusan Singa Laut Mati di Kawasan Lindung Peru
- Presiden Putin Tangguhkan Rusia dari Perjanjian Pembatasan Senjata Strategis, China: Perang Nuklir Tidak Dapat Dimenangkan
- Joe Biden: Barat Tidak Berencana Menyerang Rusia, Presiden Putin Memilih Perang Ini
Diketahui, sedikitnya 168 penjaga perdamaian telah terbunuh di Mali sejak dimulainya misi tersebut pada tahun 2013, menjadikannya sebagai upaya penjaga perdamaian PBB yang paling mematikan di dunia.