Elektabilitas Turun, Demokrat Bilang Belum Seperti NasDem Dapat Efek Ekor Jas Dukung Anies Baswedan
JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani memaklumi perolehan elektabilitas atau keterpilihan partainya dalam survei Litbang Kompas terbaru yang terjun bebas meski telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
Survei itu mengungkapkan keterpilihan Partai Demokrat turun menjadi 8,7 persen dari 14 persen sehingga menempati posisi keempat. Sedangkan Partai NasDem melonjak naik menjadi 7,3 persen dari sebelumnya 4,3 persen.
Kamhar tidak mempermasalahkan hasil survei tersebut dan menganggap pascaresmi mengusung Anies efek ekor jas memang belum dinikmati Partai Demokrat.
"Bisa dimaklumi jika dari tiga partai dalam Koalisi Perubahan yang telah memutuskan Mas Anies sebagai bacapres saat ini, baru NasDem yang mendapatkan manfaat efek ekor jas sebagai insentif politik," ujarnya kepada wartawan, Selasa, 22 Februari.
Dia pun memahami hasil survei yang diperoleh Demokrat berbeda dengan NasDem, itu karena partai yang dipimpin Surya Paloh itu menjadi partai pertama yang mendeklarasikan Anies.
"Ini karena NasDem telah lebih dulu deklarasi sejak jauh-jauh hari. Serta telah rutin membuat kegiatan silaturahmi dan safari politik bersama Mas Anies, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua," ujarnya.
Kamhar mengatakan, hasil survei Litbang Kompas terbaru akan menjadi masukan bagi kader partainya agar bekerja lebih optimal lagi.
"Ini tentu menjadi masukan penting dalam merumuskan berbagai agenda kerja ke depan untuk mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki Partai Demokrat, baik itu faktor retrospektif, prospektif, mesin politik partai, caleg, maupun pasangan capres dan cawapres," kata dia.
Ke depan, lanjut Kamhar, Demokrat akan lebih mempersiapkan rencana kerja dan kegiatan bersama Anies Baswedan. Dia yakin, efek ekor jas akan diperoleh Demokrat dan partai anggota Koalisi Perubahan lainnya yang mendukung Anies maju dalam konterstasi Pilpres 2024.
"Kami optimis waktu yang tersedia masih sangat memadai untuk mengoptimalkan efek ekor jas ini agar terdistribusi optimal dan proporsional bagi partai yang tergabung di Koalisi Perubahan," ujar Kamhar.
Baca juga:
- Jadi Perhatian Jokowi, DKI Gelontorkan Rp469 M untuk Bebaskan Lahan 6,5 Hektare Normalisasi Ciliwung Tahun Ini
- Aliran Uang Bupati Mamberamo Tengah ke Presenter Brigita Manohara Disebut KPK Pencucian Uang
- Pihak Berselisih Ternyata Lembaga Pengawas Hutan, Kejati Ambil Alih Kasus Perusahaan Diduga Tanam Sawit di HPT Mukomuko
- Danrem 172 PWY Minta Egianus Kogoya Pilih Serahkan Diri atau Dikejar TNI-Polri
Litbang Kompas merilis survei terbaru terkait elektabilitas partai politik. Dalam survei melibatkan 1.202 responden dari 38 provinsi di Tanah Air itu, keterpilihan anggota Koalisi Perubahan mengalami pergeseran cukup besar. NasDem naik, sementara Demokrat dan PKS turun.
Elektabilitas NasDem naik jadi 7,3 persen, Demokrat turun menjadi 8,7 persen. Sedangkan, PKS mengalami penurunan menjadi 4,8 persen dari 6,3 persen.
Survei yang dilakukan pada 25 Januari-4 Februari 2023 ini juga menyertakan partai lain di luar Koalisi Perubahan. Berikut hasil lengkap elektabilitas partai versi Litbang Kompas:
1. PDIP 22,9 persen
2. Gerindra 14,3 persen
3. Golkar 9 persen
4. Demokrat 8,7 persen
5. NasDem 7,3 persen
6. PKB 6,1 persen
7. PKS 4,8 persen
8. Perindo 4,1 persen
9. PPP 2,3 persen
10. PAN 1,6 persen
11. Hanura 0,5 persen
12. PBB 0,5 persen
13 PSI 0,5 persen
Lainnya 0,5 persen
Tidak tahu/rahasia 16,8 persen.