4 Gebrakan Erick Thohir Setelah Tiga Hari Menjabat Ketum PSSI

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir terpilih menjadi Ketua Umum PSSI pada 16 Februari lalu. Dia menduduki kursi PSSI 1 setelah memenangi pemilihan yang digelar pada saat Kongres Luar Biasa (KLB).

Dia memenangi pemungutan suara melawan rival terkuatnya, LaNyalla Mattalitti. Erick mengantongi 64 suara dari total 86 pemilik suara yang hadir di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat. Sementara itu, LaNyalla hanya mengantongi 22 suara.

Tak lama berselang, Erick menggelar rapat perdana dengan jajaran Komite Eksekutif terpilih. Belum ada gebrakan dalam pertemuan pertemuan itu.

Pada Sabtu, 18 Februari, mantan Presiden Inter Milan itu kemudian menggelar rapat kedua dengan para anggota Exco. Di momen ini, ada tiga kebijakan yang diambil.

Pertama, membentuk Komite Adhoc untuk suporter. Pembentukan ini dibuat setelah satu hari sebelumnya telah terjadi kerusuhan suporter di luar Stadion Jatidiri saat PSIS Semarang bertemu dengan Persis Solo.

"Mengapa keputusannya ada komite adhoc suporter? Karena isu dari transformasi sepak bola harus melibatkan juga suporter. Jadi kita harus ada keseriusan. Dan surat FIFA yang dikirimkan kepada tentu kita semua waktu itu, salah satunya pun ada bicara suporter," kata Erick seusai rapat Exco kedua.

"Kami harus memastikan suporter bisa pulang ke rumah dengan selamat. Tetapi kami juga mengetuk hati para suporter kalau transformasi sepak bola kita mau bagus mereka pun harus menjadi bagian yang bertanggung jawab untuk perbaikan sepak bola Indonesia," tambahnya.

Lalu gebrakan kedua adalah pembentukan Komite Adhoc Infrastruktur. Erick menilai ini salah satu hal yang sangat penting sekali, khususnya dalam membangun training center untuk Timnas Indonesia.

Bahkan, dia mengatakan, PSSI akan mengirimkan tim untuk mulai melihat tanah yang akan dibangun sebagai pusat latihan Skuad Garuda.

"Ini bagian komitmen PSSI membangun training center bersama, tidak hanya pendanaan dari FIFA, tapi kita juga akan coba mencarikan pembiayaan lainnya," jelas Erick.

"Kalau memang serius, tahun depan training center ini paling tidak sudah punya empat lapangan latihan dan mungkin juga tempat pemusatan latihan para atlet," lanjutnya.

Gebrakan ketiga adalah menghidupkan kembali Badan Tim Nasional (BTN) yang sebelumnya dibubarkan pada tahun 2015. Gelaran Piala Dunia U-20 2023 menjadi pertimbangannya.

"Kami memastikan pembentukan Badan Tim Nasional (BTN) karena kami memiliki agenda besar yaitu mau bermain di Piala Dunia," tuturnya.

Dia tak mau Indonesia tidak boleh kalah dari negara-negara lain soal rencana jangka panjang pengembangan sepak bola. Erick kemudian mencontohkan India yang mempunyai cetak biru (blue print) sepak bola dari tahun 2023-2047.

"Kalau negara lain seperti India sudah punya blue print 2023-2047, kita juga tidak boleh ketinggalan. Karena itu salah satunya, BTN punya blue print jangka panjang bagaimana persiapan timnas," ujarnya.

Langkah cepat Erick Thohir dalam memperbaiki sepak bola Indonesia lainnya adalah menggandeng Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk memberantas mafia. Keseriusan itu dibuktikan dengan menggelar pertemuan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Minggu, 19 Februari.

Ketum PSSI 2023-2027 itu menganggap mafia mencoreng ranah sepak bola Tanah Air. Ia pun mengaku menunjukan keseriusan dengan menjalin kerjasama dengan FIFA untuk memberantas kecurangan.

"Sudah waktunya kami PSSI, memberikan kartu merah kepada mafia bola," tegas Erick.

Langkah cepat juga dilakukan Kapolri. Dia mengaktifkan kembali Satgas Anti Mafia Bola yang dibubarkan pada 2020. Listyomengatakan, Satgas Anti Mafia Bola akan disebar ke seluruh wilayah. Nantinya, penempatan akan disesuaikan dengan program PSSI.

"Tentunya satgas ini akan kita terus kita perkuat maksimal, saat ini sudah ada 15 sub satgas yang sudah kita sebar di seluruh wilayah," kata Listyo.