Menko PMK Minta KKN Mahasiswa Bisa Optimalkan Penanganan Stunting di Daerah
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengajak perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam program kuliah kerja nyata (KKN) untuk pencegahan dan penanganan stunting serta kemiskinan ekstrem.
"Perguruan tinggi perlu ikut berperan aktif dalam program pencegahan dan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem agar makin berjalan dengan optimal," kata Muhadjir Effendy dikutip ANTARA, Jumat 17 Februari.
Menko PMK mencontohkan, perguruan tinggi dapat mengintegrasikan berbagai kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa dengan program pencegahan dan penanganan stunting.
"Dengan demikian para mahasiswa dapat ikut berkontribusi dalam mengimplementasikan program kegiatan yang berkaitan dengan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem," katanya.
Menko PMK menambahkan, perguruan tinggi juga dapat memberikan pendampingan kepada masyarakat khususnya keluarga-keluarga sasaran.
"Perguruan tinggi juga dapat ikut menggencarkan kampanye dan edukasi mengenai pentingnya pola makan bergizi seimbang yang kaya akan protein hewani kepada masyarakat guna mencegah terjadinya stunting," katanya.
Dengan demikian, kata dia, diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya upaya mencegah dan menangani stunting.
"Agar program percepatan prevalensi stunting dapat berjalan optimal maka diperlukan keterlibatan banyak pihak, mulai dari pemerintah di tingkat pusat dan daerah, perguruan tinggi, dunia usaha, komunitas hingga seluruh elemen masyarakat," katanya.
Muhadjir juga mengatakan bahwa sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting maka Kemenko PMK akan terus mengintensifkan koordinasi, sinkronisasi, pengendalian, dan pengawalan dalam percepatan penurunan stunting.
Baca juga:
Prevalensi stunting di Indonesia pada saat ini berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), kata dia, adalah sebesar 21,6 persen.
"Sementara itu pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting diharapkan bisa turun menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang, untuk itu perlu kolaborasi dan sinergi berbagai pihak agar target penurunan angka stunting dapat tercapai sesuai harapan," demikian Muhadjir Effendy.