Keamanan Langit Amerika Serikat Dipertanyakan Usai Kemunculan 4 Objek Asing yang Ditembak Jatuh
JAKARTA - Empat objek asing di langit Amerika Serikat memang berhasil ditembak jatuh pesawat tempur. Namun bagi parlemen, ini malah menimbulkan pertanyaan besar, benarkah langit Amerika Serikat steril?
Dilansir dari Washington Post, Senin 13 Februari, tiga dari objek asing --yang dianggap melanggar wilayah udara Kanada dan Amerika-- dijatuhkan F-22. Objek keempat dijatuhkan oleh F-16. Seluruh puing-puing sedang dianalisis oleh para ahli untuk mendapatkan rincian lebih lanjut.
4 Februari
Pada 28 Januari, sebuah benda mengambang misterius memasuki wilayah udara Amerika. Terjadi perdebatan apakah balon tersebut harus dijatuhkan atau tidak, setidaknya hingga 2 Februari.
Pada 30 Januari, balon memasuki wilayah udara Kanada sebelum melayang kembali di atas Amerika Serikat pada 31 Januari di Idaho utara.
Pada 1 Februari, Presiden Biden memberi wewenang kepada militer untuk menurunkan balon, menginstruksikan Pentagon untuk bertindak. Dengan satu rudal, F-22 Raptor menembak jatuh balon di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari.
10 Februari
Sepasang F-22 Raptors menjatuhkan sebuah benda seukuran mobil kecil di atas pantai timur laut Alaska. Presiden Biden diberitahu tentang objek kedua sehari sebelumnya dan memerintahkan penyerangan, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
Pesawat tempur dikirim untuk mengamati objek lebih dekat, segera menentukan bahwa tidak ada pilot di dalamnya, katanya.
Pentagon mengatakan objek tersebut menimbulkan ancaman bagi lalu lintas udara sipil karena beroperasi di ketinggian 40.000 kaki. Tidak seperti balon yang terbang di ketinggian 60.000 hingga 65.000 kaki.
11 Februari
Sebuah F-22 Raptor menembak jatuh "objek udara ketinggian tinggi" di atas wilayah Yukon Kanada pada hari Sabtu, pesawat ketiga yang dicegat oleh militer dalam delapan hari.
NORAD, organisasi yang terdiri dari personel militer AS dan Kanada untuk menjaga langit Amerika Utara, pertama kali mendeteksi objek tersebut pada Jumat malam, dan dipantau oleh pejabat pada Jumat malam dan Sabtu.
Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand mengatakan benda misterius itu "bersifat silinder".
Rudal Sidewinder AIM-9X digunakan untuk menjatuhkan objek setelah diskusi antara Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Anand, kata Brigjen Angkatan Udara. Jenderal Patrick Ryder, juru bicara Pentagon.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengaku sudah telah berbicara dengan Biden dan memerintahkan objek dijatuhkan usai melanggar wilayah udara Kanada.
“Pesawat Kanada dan AS diacak, dan F-22 AS berhasil menembak ke objek tersebut,” kata Trudeau.
12 Februari
F-16 menembak jatuh objek tak dikenal pada pukul 14:42 hari Minggu. Pejabat militer menilai objek itu bukan ancaman dan terus melacaknya melintasi semenanjung atas Michigan sebelum menembak jatuh.
Awalnya benda itu terdeteksi pada Sabtu 11 Februari malam, terbang di atas semenanjung di atas langit Michigan pada ketinggian sekitar 20.000 kaki. Ini adalah ketinggian dan jalur yang bisa saja mengganggu penerbangan komersial.
Pentagon mengakui sempat gagal menangkap objek tersebut pada Sabtu sore. Saat radar mendeteksi sesuatu yang mencurigakan 70 mil di utara perbatasan AS di Kanada, jet tempur F-15 dari Portland, Ore dikirim.
Namun mereka tidak dapat menemukan benda itu saat kegelapan mulai menyelimuti. Objek itu terdeteksi sekali lagi oleh operator radar pada hari Minggu di atas Wisconsin dan kemudian Michigan.
“Berdasarkan jalur penerbangan dan datanya, kami dapat secara wajar menghubungkan objek ini ke sinyal radar yang diambil di atas Montana, yang terbang di dekat situs DOD yang sensitif,” ucap Brigjen Patrick Ryder, juru bicara Pentagon.
Baca juga:
- AS Menjajaki Pengambilan Tindakan Terhadap Entitas Terkait Balon Mata-mata China
- Jepang Ternyata Pernah Deteksi Benda Mirip Balon di AS yang Diduga Mata-mata China
- Sekjen NATO Sebut Balon Mata-mata Tegaskan Pola Perilaku China
- Sebut Program Balon Mata-mata China Bukan Baru Kali Ini, Jubir Pentagon: Saya Dapat Meyakinkan Itu Bukan untuk Sipil