Inggris Bakal Cabut Sanksi Terhadap Suriah Jika Menghambat Bantuan Kemanusiaan

JAKARTA - Inggris akan mencabut sanksi terhadap Suriah, jika itu dinilai menghambat pengiriman bantuan kepada korban gempa, kata seorang menteri negara itu.

Menteri Negara di Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan Inggris (FCDO) Andrew Mitchell mengatakan, Inggris dapat mengikuti jejak AS dalam menghentikan tindakan hukuman yang ditujukan pada rezim Bashar Al Assad, setelah gempa bumi 7,8 SR yang mengguncang Turki Senin pekan lalu juga berdampak terhadap Suriah.

Komentarnya datang menjelang kunjungan kepala bantuan PBB Martin Griffiths ke Suriah pada Hari Senin.

Selama wawancara di BBC pada Hari Minggu, Mitchell menyinggung kemungkinan relaksasi sanksi, tetapi menegaskan "saat ini kami dapat memperoleh apa yang kami inginkan dan itulah kuncinya".

Dia mengatakan, Pemerintah Konservatif Inggris akan "melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bantuan sampai ke korban bencana."

Ditanya apakah Inggris akan membatalkan sanksi, dia berkata: "Khususnya di sini, jika sanksi menghambat kami dengan cara apa pun, kami akan berusaha untuk mencabutnya," ujarnya seperti dikutip dari The National News 13 Februari.

Korban tewas di seluruh Turki dan Suriah akibat bencana gempa bumi telah mencapai setidaknya 34.179 jiwa hingga Hari Minggu, seperti mengutip CNN.

Di Turki, korban tewas akibat gempa bumi telah mencapai 29.605 jiwa, kata Pusat Koordinasi Darurat Turki SAKOM Hari Minggu.

Sementara, korban tewas yang dikonfirmasi di Suriah mencapai 4.574 jiwa. Jumlah itu mencakup lebih dari 3.160 di bagian barat laut Suriah yang dikuasai oposisi, menurut kementerian kesehatan otoritas pemerintahan Pemerintah Keselamatan.

Dampak gempa bumi Turki di Suriah. (Twitter/@SyrianACD)

Korban tewas Suriah juga termasuk 1.414 kematian di wilayah-wilayah Suriah yang dikuasai pemerintah, menurut kantor berita negara SANA.

Wilayah di Suriah yang dilanda gempa termasuk wilayah yang dikuasai pemerintah dan wilayah yang dikuasai pemberontak.

Sementara itu, Griffiths akan mengunjungi Aleppo dan Damaskus pada Hari Senin. Dia mengatakan kepada Sky News, kebutuhan orang-orang di Suriah barat laut, tempat gempa terjadi, sangat besar.

Berbicara dari perbatasan Turki-Suriah di mana truk dimuat dengan bantuan PBB, dia mengatakan "kami meningkatkan operasi karena kebutuhan di barat laut Suriah sangat besar bahkan sebelum gempa ini, apalagi sekarang."

Dia mengatakan, dia juga meminta otorisasi dari Dewan Keamanan PBB untuk membuka lebih banyak titik penyeberangan di perbatasan "untuk memaksimalkan volume pasokan yang kami berikan kepada orang-orang di Suriah."

"Ini adalah kasus terbuka dan tertutup dalam hal kemanusiaan, mengapa kita membutuhkan titik penyeberangan tambahan sekarang untuk menyelamatkan nyawa dan memberikan semacam bantuan kepada orang-orang saat mereka memasuki fase pasca-penyelamatan,” tambahnya.

Sedangkan Tobias Ellwood, seorang anggota Parlemen Konservatif dan Ketua Komite Pertahanan di House of Commons, telah menyerukan lebih banyak titik persimpangan antara Turki dan Suriah.

Ellwood mengatakan, dia ingin melihat resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan "akses penuh untuk memungkinkan lebih banyak penyeberangan perbatasan dibuka, lebih banyak lembaga bantuan untuk dapat masuk ke Suriah utara, khususnya Kota Aleppo."

Dia mengatakan, setelah bencana, Pemerintah Inggris harus mengalokasikan jumlah bantuan yang sama untuk masyarakat yang terkena dampak di Suriah seperti di Turki.