Puluhan Rudal dan Drone Rusia Hantam Ukraina, Warga Sipil Terancam Tanpa Listrik dan Air

JAKARTA - Warga sipil kembali terancam tanpa listrik dan pasokan air, setelah Rusia kembali melancarkan serangan rudal terhadap infrastruktur energi Ukraina.

Setidaknya 17 rudal menghantam kota tenggara Zaporizhzhia serangan yang berlangsung selama satu jam, serangan terberat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu, kata pejabat setempat.

Operator jaringan nasional Ukrenergo mengatakan, serangan drone dan rudal di pembangkit listrik dan fasilitas transmisi pada malam hari dan selama jam sibuk Jumat pagi, merusak fasilitas energi di timur, selatan dan barat Ukraina.

Tidak ada kabar langsung tentang kematian, tetapi Oleh Synehubov, gubernur wilayah Kharkiv di barat laut Ukraina, mengatakan tujuh orang terluka.

"Kharkiv masih berada di bawah serangan rudal musuh. Baru-baru ini terdengar satu ledakan lagi. Kami mendapat serangan di infrastruktur pembangkit energi," tulisnya di aplikasi pesan Telegram, melansir Reuters 10 Februari.

Serangan terbaru terjadi setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan perjalanan ke Eropa, meliputi pertemuan dengan Raja dan Perdana Menteri Inggris, makan malam bersama Presiden Prancis dan Kanselir Jerman, hingga menghadiri pertemuan Uni Eropa, yang bertujuan untuk mengamankan bantuan senjata, termasuk jet tempur.

"Rusia telah menyerang kota-kota Ukraina sepanjang malam & pagi," tulis penasihat presiden Mykhailo Podolyak di Twitter.

"Cukup bicara & keraguan politik. Hanya keputusan kunci cepat: rudal jarak jauh, jet tempur, logistik pasokan operasional untuk Ukraina," sambungnya.

Dampak serangan Rusia terhadap wilayah Ukraina. (Wikimedia Commons/Main Directorate of the State Emergency Service of Ukraine in Kharkiv Oblast)

Setidaknya tiga ledakan mengguncang Kyiv dan wilayah sekitarnya, dengan para pejabat mengatakan sistem pertahanan udara beroperasi di ibu kota dan di bagian lain negara itu.

Puing-puing rudal merusak rumah pribadi, dua mobil, dan jaringan listrik di distrik Holosiivskiy di ibu kota, kata pemerintah kota.

Wali Kota Kyiv mendesak warga untuk tetap tinggal di tempat penampungan saat peringatan udara berlanjut, lebih dari tiga jam setelah dimulai.

Sementara, wali kota kota terbesar di timur Ukraina, Kharkiv, membenarkan fasilitas infrastruktur di sana telah terkena serangan, memperingatkan kemungkinan pemadaman listrik sebagai akibatnya. Sekitar 150.000 orang di Kharkiv dibiarkan tanpa listrik, kata para pejabat.

Serangan terhadap infrastruktur juga melanda Khmelnitskyi di Ukraina barat dan wilayah Dnipropetrovsk di tengah negara itu, kata pejabat regional.

Sementara itu, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Valeriy Zaluzhnyi mengatakan, dua rudal Kalibr Rusia yang diluncurkan dari Laut Hitam, terbang melalui wilayah udara Moldova dan anggota NATO Rumania sebelum memasuki Ukraina.

Belakangan, Moldova mengonfirmasi wilayah udaranya telah dilanggar oleh rudal Rusia. Moskow tidak segera berkomentar, sementara Kementerian Pertahanan Rumania mengatakan tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut.

Terpisah, Outlet media Ukrainska Pravda mengutip juru bicara angkatan udara mengatakan, Ukraina dapat menembak jatuh rudal tetapi tidak melakukannya, karena tidak ingin membahayakan warga sipil di negara asing.

Juru bicara angkatan udara Yuriy Ihnat mengatakan kepada televisi Ukraina, pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh lima dari tujuh drone, serta lima dari enam rudal Kalibr yang diluncurkan ke Ukraina.

Angkatan udara juga mengatakan 35 rudal S-300 diluncurkan di wilayah Kharkiv dan Zaporizhizhia. Pertahanan udara Ukraina tidak dapat menembak jatuh rudal jenis ini.

Para pejabat mengatakan, mereka memerintahkan pemadaman darurat listrik di seluruh negeri menyusul serangan terhadap infrastruktur.

Diketahui, Rusia telah melakukan gelombang serangan berulang kali terhadap fasilitas energi Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, kadang-kadang menyebabkan jutaan orang tanpa pasokan cahaya, pemanas, atau air selama musim dingin.