Pejabat Gedung Putih Sebut Tidak Ada Alasan untuk Konflik Amerika Serikat - China
JAKARTA - Konflik antara Amerika Serikat dan China tidak dapat dihindari, kendati itu tidak pasti dan tidak ada alasan untuk terjadi, sebut pejabat Gedung Putih, setelah seorang jenderal tinggi memperingatkan tentang ketegangan yang sedang terjadi antara dua negara adidaya nuklir.
Komentar dari John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, muncul setelah seorang jenderal Angkatan Udara memperingatkan dalam sebuah memo minggu lalu, bahwa AS dapat berperang dengan China terkait Taiwan pada tahun 2025.
"Tetapi, pandangan kami adalah konflik tidak dapat dihindari, dan tidak pasti tidak pada waktu tertentu," kata Kirby, melansir The National News 9 Februari.
"Kami tahu bahwa Presiden Xi (Jinping) telah mengatakan, dia ingin militernya siap pada tahun 2027 untuk kemungkinan semacam itu, tetapi perasaan kami adalah, bahwa tidak ada alasan untuk itu terjadi," lanjut Kirby.
Lebih jauh dijelaskan olehnya, tidak ada yang berubah dalam kebijakan AS terhadap Taiwan, dengan Washington masih mendukung pertahanan diri pulau itu, tetapi bukan kemerdekaannya di bawah pendekatan Satu China.
Pada Hari Selasa, Presiden AS Joe Biden mengatakan, Washington akan bersaing dengan China, bukan mencari konflik. Tetapi, ia memperingatkan Beijing setelah Amerika Serikat menembak jatuh balon mata-mata yang dicurigai pada akhir pekan.
"Jangan salah: seperti yang kami jelaskan minggu lalu, jika China mengancam kedaulatan kami, kami akan bertindak untuk melindungi negara kami. Dan kami melakukannya," ujar Presiden Biden.
"Saya menjelaskan kepada (Presiden) Xi Jinping, bahwa kami akan bersaing sepenuhnya dengan China, tetapi kami tidak mencari konflik. Dan itulah yang terjadi sejauh ini," terang Presiden Biden dalam wawancara dengan PBS, seperti dikutip dari SCMP.
'Balon mata-mata' menyebabkan kegemparan besar minggu lalu saat melayang melintasi Amerika, termasuk di atas negara bagian dengan silo rudal nuklir.
Sementara, Beijing mengklaim benda tersebut hanyalah balon cuaca.
Baca juga:
- Ingatkan Inggris Soal Pasokan Jet Tempur ke Ukraina, Rusia: Timbulkan Konsekuensi Militer-Politik Dunia
- Ilmuwan China Sebut Dunia Tak Perlu Khawatirkan Kemunculan Varian COVID-19 Baru
- Presiden Zelensky Minta Barat Sediakan Jet Tempur untuk Ukraina, PM Inggris Rishi Sunak: Proses yang Memakan Waktu
- Korban Tewas Gempa Turki Bertambah Jadi 12 Ribu Jiwa, Presiden Erdogan Kunjungi Lokasi Bencana
Jauh sebelumnya, Laksamana Angkatan Laut AS Phil Davidson memberi tahu Kongres AS tentang kekhawatirannya tentang ambisi China pada tahun 2021, dan mengatakan Beijing mungkin memasuki Taiwan sebelum tahun 2027.
Sementara Oktober tahun lalu, Kepala Operasi Angkatan Laut Laksamana Michael Gilday mengatakan, Presiden Xi telah menetapkan batas waktu bagi Taiwan untuk bersatu kembali dengan China pada tahun 2027, dengan paksa jika perlu. Tetapi Laksamana Gilday juga memperingatkan, langkah itu bisa dilakukan lebih cepat.