Mengapa Gempa Turki dan Suriah Bikin Kehancuran yang Maksimal?
JAKARTA - 4 Ribu orang lebih tewas akibat gempa kuat di Turki dan Suriah. Sebuah analisa muncul mengapa gempa berkekuatan M 7,8 itu bisa mengakibatkan kehancuran parah.
Dilansir dari Channel News Asia, waktu, lokasi, garis patahan yang relatif tenang dan lemahnya konstruksi bangunan, merupakan kombinasi maut.
Gempa berkekuatan 7,8 SR meruntuhkan seluruh blok apartemen di kota-kota Turki dan menumpuk lebih banyak kehancuran pada jutaan warga Suriah yang terlantar akibat perang bertahun-tahun. Itu terjadi sebelum matahari terbit dalam cuaca buruk, dan diikuti dengan gempa besar lainnya pada sore hari.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut gempa itu sebagai bencana bersejarah dan gempa terburuk yang melanda negara itu sejak 1939, tetapi mengatakan pihak berwenang melakukan semua yang mereka bisa.
Gempa terjadi sekitar pukul 4.17 waktu setempat. Artinya banyak orang masih tertidur.
"Mereka terperangkap ketika rumah mereka runtuh," kata Roger Musson, peneliti kehormatan di British Geological Survey.
Konstruksi bangunan juga tidak benar-benar memadai untuk daerah yang rawan gempa besar, kata penulis buku The Million Death Quake itu.
Hal itu sebagian mungkin disebabkan oleh fakta bahwa garis patahan tempat gempa terjadi baru-baru ini relatif tenang. Turki memang berada di salah satu zona gempa paling aktif di dunia. Sebuah gempa di sepanjang garis patahan Anatolia Utara di wilayah Turki utara Duzce menewaskan lebih dari 17.000 orang pada tahun 1999.
Baca juga:
- Korban Gempa Turki dan Suriah Bertambah dengan Cepat, Suhu yang Dingin Semakin Merepotkan
- Pembangunan PLTN Akkuyu Kerja Sama Turki-Rusia Tidak Terimbas Gempa Bumi
- Derita Warga Turki: Di dalam Rumah Khawatir Gempa, di Luar Bangunan Menantang Dinginnya Cuaca
- Korban Tewas Gempa Turki Tembus 3.700 Jiwa, Presiden Erdogan Sebut Terburuk Sejak Tahun 1939