Pakistan Akan Membuka Blokir Wikipedia Karena Bermanfaat
JAKARTA - Pemerintah Pakistan akhirnya setuju untuk membuka blokir Wikipedia, setelah sebelumnya mengklaim bahwa Wikipedia menampilkan konten "asusila" di situs tersebut.
Keputusan ini datang dari sebuah pernyataan resmi yang dibuat Syed Tauqi Shah selaku Sekretaris Utama Perdana Menteri Pakistan, san kemudian dibagikan oleh Menteri informasi dan penyiaran Marriyum Aurangzeb.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa masalah pemblokiran penayangan Wikipedia oleh Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA) pada tanggal 3 Februari 2023 telah diajukan ke hadapan Perdana Menteri.
Menanggapi masalah tersebut, akhirnya Perdana Menteri membentuk Komite Menteri untuk pemeriksaan yang berisikan Menteri Hukum dan Kehakiman, Menteri Bidang Ekonomi dan Politik, serta Menteri Informasi dan Penyiaran.
Setelah mengadakan rapat, Komite berpendapat bahwa Wikipedia adalah situs/portal yang bermanfaat dalam mendukung penyebaran pengetahuan dan informasi untuk masyarakat umum, mahasiswa dan akademisi.
"Dengan demikian, memblokir situs secara keseluruhan bukanlah tindakan yang tepat untuk membatasi akses ke beberapa konten yang tidak pantas di dalamnya," tulis pernyataan tersebut.
Berdasarkan rekomendasi di atas, Perdana Menteri Pakistan akhirnya mengungkapkan bahwa situs web (Wikipedia) akan dipulihkan dengan segera.
Baca juga:
"Perdana Menteri @CMShehbaz telah mengarahkan agar situs web Wikipedia dipulihkan dengan segera. Perdana Menteri juga telah membentuk Komite Kabinet untuk hal-hal yang berkaitan dengan Wikipedia dan konten daring lainnya," tulis Marriyum Aurangzeb.
Pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg News. Larangan Wikipedia itu muncul setelah pemerintah Pakistan memerintahkan situs tersebut untuk menghapus konten yang menyinggung dalam waktu 48 jam, dan otoritas telekomunikasi negara itu "menurunkan" layanan situs tersebut.
Meskipun belum ada tenggat waktu yang pasti kapan situs Wikipedia akan kembali aktif, Perdana Menteri Pakistan mengatakan bahwa situs akan dipulihkan "segera".