Gempa Turki M7,8 Terjadi Saat Sebagian Orang Tertidur, Korban Tewas Melonjak dengan Cepat

JAKARTA - Setidaknya hingga berita ini diturunkan, sudah lebih dari 500 orang tewas dan banyak yang terjebak akibat gempa Turki berkekuatan M7,8. Gempa kuat itu sudah merobohkan bangunan di Turki selatan dan Suriah utara.

Petugas penyelamatan khawatir akan semakin banyak korban yang ditemukan karena gempa terjadi dini hari.

Survei Geologi AS mengatakan gempa itu berpusat sekitar 20 mil dari Gaziantep, Turki, kota besar dan ibu kota provinsi. Terjadi pukul 3:17 waktu setempat, berpusat di kedalaman 11 mil. Lalu gempa susulan berkekuatan 6,7 yang kuat bergemuruh sekitar 10 menit kemudian.

Lebih dari selusin gempa susulan berkekuatan 4,5 atau lebih terjadi, menurut USGS.

Pada konferensi pers, Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengonfirmasi setidaknya 284 orang tewas di negara itu.

Korban tewas sejauh ini telah ditemukan di tujuh provinsi, lapor media pemerintah. Tambahan 2.323 orang terluka, menurut Oktay.

Sedikitnya 237 lainnya tewas di Suriah, dan 639 lainnya luka-luka, sebagian besar di daerah yang dikuasai pemerintah di Latakia, Aleppo, Hama dan Tartous, menurut Kementerian Kesehatan negara itu, dilansir dari NBC News, Senin 6 Februari.

Di Suriah barat laut, Pertahanan Sipil Suriah menggambarkan situasi di wilayah yang dikuasai pemberontak sebagai bencana. Digambarkan, seluruh bangunan telah runtuh dan orang-orang terjebak di bawah reruntuhan. Pertahanan sipil mendesak orang untuk mengevakuasi bangunan untuk berkumpul di area terbuka.

Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan tim SAR telah dikirim ke wilayah tersebut. Berbicara di Twitter, dia menyatakan harapan untuk pemulihan yang cepat.

Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan dalam sebuah pernyataan semalam, AS prihatin dengan dampak gempa tersebut.

"Kami siap memberikan bantuan apa pun dan semua yang dibutuhkan," katanya.

"Presiden Biden telah mengarahkan USAID dan mitra pemerintah federal lainnya untuk menilai opsi respons AS untuk membantu mereka yang paling terkena dampak. Kami akan terus memantau situasi dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Turki," tutupnya.