Bos OJK Wimboh Santoso: Pasar Modal Indonesia Lebih Baik dari Singapura dan Thailand
JAKARTA - Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan pasar modal Indonesia saat ini lebih baik dibanding dengan negara tetangga seperti Singapura, Filipina dan Thailand. Hal ini dibuktikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menunjukkan penguatan dan sempat rebound di atas level 6.000.
Sekadar informasi, IHSG mencapai level tertinggi di 6.165,6 pada tanggal 21 Desember 2020 dan ditutup di level 5.979,07 atau terkontraksi 5,09 persen year to date (ytd).
"Kondisi ini lebih baik dibandingkan bursa negara-negara tetangga seperti Singapura, Filipina, dan Thailand," tuturnya, dalam pembukaan Perdagangan Perdagangan BEI 2021, Senin, 4 Januari.
Selain itu, transaksi investor meningkat sebesar 73 persen dari tahun sebelumnya, dengan transaksi investor ritel yang meningkat 4 kali lipat dan merupakan tertinggi di ASEAN.
Jumlah investor pasar modal naik 56 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 3,88 juta investor, didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun (kaum investor milenial) yang tercatat mencapai 54,79 persen dari total investor.
Wimboh berujar antusiasme kalangan korporasi untuk terus menggalang dana melalui penawaran umum yang ternyata masih terjaga di masa pandemi COVID-19 ini.
"Terdapat 53 emiten baru dengan 51 perusahaan tercatat di bursa, merupakan tertinggi di ASEAN, dengan nilai penghimpunan dana sebesar Rp118,7 triliun," katanya.
Baca juga:
Selain itu, Indonesia juga memperoleh pengakuan global sebagai The Best Islamic Capital Market 2020 dan Global Islamic Finance Awards, didukung Roadmap Pasar Modal Syariah 2020-2024. Dia menghaturkan rasa terima kasih kepada pemerintah karena telah menyiapkan sederet langkah untuk membangkitkan pasar modal di tengah pandemi COVID-19.
Tak hanya itu, kata Wimboh, hal ini juga terjadi dengan pasar SBN yang terus mengalami penguatan dengan yield turun 105 bps secara year to date (benchmark SBN 1 tahun 3,64 persen).
Menurut Wimboh, sinyal pemulihan tersebut merupakan momentum bagi bangkitnya industri pasar modal Indonesia, baik dari sisi investor yang disediakan alternatif instrumen investasi di pasar modal dengan return yang lebih tinggi dari deposito.
"Dan dari sisi issuer juga disediakan alternatif pembiayaan dari pasar modal dengan yield yang relatif rendah dibandingkan kredit perbankan," tuturnya.