Bagikan:

JAKARTA - Investor ritel di tahun 2020 mendapatkan pujian dari Self Regulatory Organization (SRO). Baik Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maupun Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menganggap kebangkitan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tengah pandemi COVID-19 adalah berkat peran besar dari para investor ritel.

"Tahun 2020 adalah tahunnya investor ritel di pasar modal Indonesia,” ujar Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi saat memberikan sambutan di penutupan perdagangan pasar modal 2020 yang disiarkan secara daring, Rabu 30 Desember kemarin.

Memang, jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang terdiri atas investor saham, obligasi, dan reksa dana tumbuh pesat pada tahun ini. Mereka mencari cara untuk mengelola uang di tengah keterbatasan beraktivitas karena pandemi COVID-19.

Tercatat, jumlah investor mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID) sampai dengan 29 Desember 2020 atau naik 56 persen dibandingkan posisi akhir 2019. Dari jumlah itu, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID.

Jika dilihat dari jumlah investor aktif harian, terdapat 94.000 investor hingga 29 Desember 2020 atau naik 73 persen dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Investor aktif harian adalah investor yang setidaknya melakukan satu kali transaksi dalam satu hari.

Selain itu, investor aktif ritel juga tercatat tumbuh empat kali lipat sepanjang 2020. Per Januari 2020 rata-rata frekuensi transaksi harian investor ritel sekitar 51.000 transaksi, sedangkan per Desember 2020 rata-ratanya menjadi sekitar 206.000 transaksi.

Dengan meningkatnya partisipasi investor ritel domestik di pasar saham Tanah Air, rekor transaksi perdagangan baru berhasil dicapai pada 2020. Frekuensi transaksi harian saham tertinggi pada 22 Desember 2020 sebanyak 1.697.537 transaksi.

Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo menyebut peningkatan jumlah investor tersebut salah satunya didukung dengan proses digitalisasi di pasar modal Indonesia, khususnya untuk proses pembukaan rekening investasi.

"Lebih dari 50 persen ini memiliki rekening di selling agent fintech," jelasnya.

Uriep pun optimistis pertumbuhan investor akan semakin pesat di masa-masa mendatang meski nantinya pandemi COVID-19 sudah berakhir. Bahkan, ia sangat yakin kalau jumlah SID bakal menembus 5 juta investor di tahun 2020.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menambahkan, geliat pelaku pasar modal seperti tak terpengaruh adanya pandemi COVID-19. Semangat para pelaku industri pasar modal justru semakin meningkat di tengah keterbatasan aktivitas.

"Pasar modal kita tercatat semakin likuid dan dalam. Itu tercermin dari naiknya rata-rata frekuensi perdagangan menjadi yang tertinggi di ASEAN. Kenaikan jumlah investor pasar modal menjadi 3,87 juta investor atau naik 56 persen dibandingkan dengan tahun lalu dan semakin solidnya dominasi investor ritel," ujar Wimboh.

Wimboh menilai kinerja IHSG berhasil bertahan di tengah derasnya arus dana keluar asing di pasar modal didorong oleh investor domestik, termasuk investor ritel.