Ukraina Bakal Terima 120-140 Tank Barat untuk Tahap Awal, Pelatihan Bisa Dipangkas Jadi Lima Minggu
JAKARTA - Ukraina akan menerima 120 hingga 140 tank Barat dalam gelombang pertama pengiriman dari koalisi 12 negara, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan pada Hari Selasa, dengan waktu pelatihan operasional tank-tank Barat juga jadi perhatian.
Kyiv mendapatkan janji dari Barat bulan ini untuk memasok tank tempur utama untuk membantu menangkis invasi skala penuh Rusia, dengan Moskow melakukan upaya besar untuk membuat kemajuan tambahan di Ukraina timur.
"Koalisi tank sekarang memiliki 12 anggota. Saya dapat mencatat bahwa dalam gelombang kontribusi pertama, angkatan bersenjata Ukraina akan menerima antara 120 dan 140 tank model Barat," kata Kuleba selama briefing online, melansir Reuters 1 Februari.
Dia mengatakan tank-tank itu akan mencakup Leopard 2 Jerman, Challenger 2 Inggris dan M1 Abrams AS, termasuk pasokan tank Leclerc Prancis yang telah disetujui.
Menlu Kuleba tidak memberikan batas waktu untuk pengiriman mana pun. Selain itu, waktu juga akan dibutuhkan untuk pelatihan dengan tank.
Ditambahkan olehnya, Kyiv bekerja di belakang layar untuk memenangkan lebih banyak negara untuk memasok tank, pada apa yang dikatakan para pejabat sebagai saat kritis dalam perang.
"... Kami terus berupaya memperluas keanggotaan koalisi tank dan meningkatkan kontribusi dari mereka yang sudah berjanji," katanya.
Terpisah, Polandia menargetkan pemangkasan waktu pelatihan operasional tank tempur Leopard 2 menjadi lima minggu di sebuah pusat pelatihan.
Desa Swietoszow di Polandia barat, dekat perbatasan Jerman, menampung salah satu dari hanya tiga pusat pelatihan Leopard di Eropa - yang lainnya berada di Jerman dan Swiss.
Militer Polandia menolak untuk mengonfirmasi di mana tentara Ukraina akan dilatih, tetapi pakar militer mengatakan Swietoszow adalah lokasi yang paling mungkin.
"Ada kemungkinan atau bahkan kemungkinan bahwa pelatihan awak tank Leopard 2 Ukraina akan berlangsung di Swietoszow, tetapi lokasi lain tidak dapat dikesampingkan," kata Jakub Pawlowski, pakar militer dan wakil pemimpin redaksi Defence24.pl.
Di pusat pelatihan yang dilengkapi simulator, masing-masing 14 awak yang terdiri dari empat personel dapat menjalani instruksi sekaligus. Pelatihan Leopard, tank medan perang modern kebanggaan yang digunakan oleh banyak negara anggota NATO di Eropa, biasanya memakan waktu hingga 10 minggu. Tetapi, ini dapat dikurangi menjadi lima minggu, kata instruktur.
"Jika kami mengintensifkan pelatihan (dengan memaksimalkan jumlah) instruktur, waktu kami dan akhir pekan kami, kami dapat melatih seluruh kru dalam lima minggu," kata Mayor Maciej Banaszynski, komandan pusat pelatihan Leopard Polandia, kepada Reuters.
"Tank Leopard adalah tank generasi ketiga. Mobilitas mereka di medan yang beragam lebih baik dibandingkan dengan tank Rusia," terang Chief Warn Officer Lukasz Setny, seorang instruktur senior Leopard.
Banaszynski mengatakan instruktur Polandia menjalankan kursus pelatihan Leopard untuk awak tank dan pengemudi.
"Selain itu, kami sekarang menjalankan kursus mekanik untuk senjata, sasis, dan peralatan yang menyertai Leopard," urainya.
Satu-satunya tank yang sejauh ini digunakan Ukraina untuk melawan invasi Rusia adalah jenis T-72 yang diwarisi dari bekas Uni Soviet.
Tetapi, pelatih Leopard Polandia mengatakan, tidak sulit untuk beralih dari mengoperasikan tank tempur generasi lama ke generasi baru.
Baca juga:
- Dua Tahun Kudeta Militer, AS dan Sekutu Jatuhkan Sanksi Baru Terhadap Myanmar
- Ringankan Krisis Energi Akibat Perang, Ukraina Siapkan Jutaan Lampu LED untuk Warganya
- Dilanda Perang, Ukraina Anggarkan Investasi Rp8,1 Trilun untuk Pengadaan Drone Tahun 2023
- Diduga Keracunan Makanan, 100 Murid Sekolah Asrama di India Dilarikan ke Rumah Sakit
Diketahui, Kyiv berencana melancarkan serangan balasan besar-besaran untuk merebut kembali petak-petak wilayah yang diambil oleh Rusia di selatan dan timur negara itu.
Tapi, Amerika Serikat telah mengatakan kepada Kyiv untuk menunda rencana itu, sampai bantuan militer Barat tiba di Ukraina.
Sementara, Ukraina khawatir Rusia dapat melancarkan serangan besarnya sendiri dalam beberapa minggu atau bulan mendatang.