PBB Serukan Semua Pihak Menahan Diri Usai Drone Hantam Fasilitas Militer Iran

JAKARTA - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Hari Senin menyerukan semua pihak menahan diri, setelah serangan pesawat tak berawak terhadap sebuah pabrik senjata Iran di pusat Kota Isfahan.

Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mendesak semua pihak untuk menahan diri dari tindakan eskalasi apa pun, menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara.

"Sekjen PBB mengikuti dengan kekhawatiran laporan insiden selama akhir pekan di Iran," kata Dujarric seperti melansir The National News 31 Januari.

Hingga saat ini, belum ada pihak-pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan drone tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Iran mengatakan dua drone berhasil ditembak jatuh, sementara yang lain menyebabkan kerusakan pada atap pabrik.

Sementara, kantor berita resmi Iran, Irna melaporkan pada Hari Minggu, drone itu ditujukan ke pabrik amunisi dan berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara.

Terpisah, mengutip pejabat dan sumber AS yang tidak dikenal, The Wall Street Journal melaporkan Israel berada di balik serangan pesawat tak berawak tersebut.

"Dalam pemerintahan sebelumnya di Israel, kami melihat serangan terhadap fasilitas kementerian dan personel militer Iran," ujar Ali Vaez, yang memimpin Proyek Iran di International Crisis Group.

"Ini pada dasarnya adalah Pemerintahan Netanyahu yang kembali menerapkan kebijakan yang sama," lanjutnya.

Diketahui, serangan itu terjadi saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengunjungi Timur Tengah, termasuk Israel.

Menlu Blinken menghindari pertanyaan tentang serangan itu, tetapi mengatakan AS mendukung Israel dalam pertahanan melawan Iran.

"Iran adalah ancaman tidak hanya bagi Israel di kawasan itu, tetapi juga dunia, seperti yang telah kita lihat baru-baru ini, dalam penyediaan drone ke Rusia untuk melanjutkan perang agresi di Ukraina," terang Menlu Blinken.

Sementara itu, David Makovsky, direktur Proyek Hubungan Arab-Israel di Washington Institute mengatakan, serangan itu adalah "fungsi dari keyakinan bahwa Iran membuat kemajuan dalam hal rudal dan drone, dan saya pikir mereka mungkin merasa waktunya tepat."