Tegaskan Kembali Solusi Dua Negara Usai Bertemu PM Israel, Menlu AS Blinken: Tanggung Jawab Setiap Orang untuk Redakan Ketegangan

JAKARTA - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak warga Israel dan Palestina untuk meredakan ketegangan selama kunjungan ke Yerusalem Hari Senin, menegaskan kembali visi perdamaian dua negara berdampingan yang telah lama terhenti sebagai satu-satunya jalan ke depan.

Tiba di tengah kekerasan paling berdarah dalam beberapa tahun, Menlu Blinken memusatkan kecaman pada tembakan senjata Palestina di luar sinagoga yang membuat Israel dalam siaga tinggi, tetapi juga memperingatkan pembalasan atas pertumpahan darah semacam itu.

Tujuh orang ditembak mati dalam serangan Hari Jumat oleh seorang pria Yerusalem Timur yang juga dibunuh oleh polisi. Sehari sebelumnya, Israel melakukan serangan yang luar biasa mendalam di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, menewaskan 10 penduduk, kebanyakan dari mereka adalah pria bersenjata.

Setidaknya 35 warga Palestina, termasuk pejuang dan warga sipil, tewas dalam kekerasan yang melonjak sejak 1 Januari, kata pejabat medis.

"Adalah tanggung jawab setiap orang untuk mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan daripada mengobarkannya," kata Menlu Blinken kepada wartawan setelah mendarat di Tel Aviv, melansir Reuters 31 Januari.

Kemarahan Hari Jumat, katanya, "lebih dari sekadar serangan terhadap individu. Itu juga merupakan serangan terhadap tindakan universal dalam menjalankan keyakinan seseorang. Kami mengutuknya dengan keras."

"Dan kami mengutuk semua orang yang merayakan ini dan tindakan terorisme lainnya yang merenggut nyawa orang tak berdosa, tidak peduli siapa korbannya atau apa yang mereka yakini. Seruan untuk membalas dendam terhadap lebih banyak korban tak bersalah bukanlah jawabannya," paparnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang ditemui Blinken pada Hari Senin, telah menyerukan warganya untuk membawa senjata sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan jalanan semacam itu.

Namun, dia juga memperingatkan warga Israel untuk tidak melakukan kekerasan main hakim sendiri.

Setelah bertemu PM Netanyahu di Yerusalem, Menlu Blinken menegaskan kembali keyakinan Washington, solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

"Seperti yang saya katakan kepada perdana menteri, apa pun yang akan menjauhkan kita dari visi itu, menurut penilaian kami, merugikan keamanan jangka panjang Israel dan identitas jangka panjang sebagai negara Yahudi dan demokratis," urai Menlu Blinken.

Data terbaru menunjukkan bahwa dukungan publik untuk solusi dua negara telah mencapai titik terendah dalam sejarah.

Menurut sebuah survei yang diterbitkan minggu lalu oleh Pusat Kebijakan dan Penelitian Palestina, 33 persen orang Palestina dan 34 persen orang Yahudi Israel mengatakan mereka mendukungnya.

Itu penurunan yang signifikan dari data yang dikumpulkan pada tahun 2020, di mana dua pertiga warga Palestina dan 53 persen warga Yahudi Israel mengatakan mereka menentang solusi dua negara.

Diketahui, pemerintah garis keras baru Netanyahu termasuk mitra yang menentang negara Palestina, dan kontrol atas wilayah Palestina dibagi antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dai kelompok Fatah yang menyukai diplomasi, dengan kelompok Hamas yang bersumpah untuk menghancurkan Israel.

Sementara, Menlu Blinken dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Hari Selasa.