Diisukan Banyak Perusahaan Ingin Gabung ke Blok Masela, Pertamina Buka Suara
JAKARTA - Perusahaan minyak dan gas (Migas) asal China, PetroChina Company Ltd. hingga perusahaan Migas asal Malaysia, Petronas dikabarkan berminat untuk mengelola Blok Masela yang berada di Kepulauan Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Indonesia.
Hal ini menyusul hengkangnya Shell yang semula ingin menggarap proyek tersebut.
Menanggapi hal ini, PT Pertamina (Persero) yang saat ini tengah dalam tahap negosiasi untuk mengambil alih ugas Shell,buka suara,
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati memastikan Pertamina merupakan satu-satunya calon pengganti Shell di konsorsium Blok Masela bersama Inpex Corporation.
"Belum ada rencana itu. Jadi kita masuk dulu sendiri. Nanti kita lihat lebih lanjut," ujarnya di Jakarta yang dikutip Jumat 27 Januari.
Dia menambahkan, pihaknya saat ini tengah melakukan uji tuntas atau due deligence.
"Jadi ini semua masih proses kita sudah menyampaikan offering-nya juga dan ada beberapa data yang dikirim sedang kita studi lagi," lanjut Nicke.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan proses negosiasi alih kelola Blok Masela antara Shell dan Pertamina masih berlanjut.
Dia memastikan proses negosiasi ini akan segera rampung dalam waktu dekat.
"Namanya negosiasi pasti ada naik ada turun, sehingga diharapkan bisa segara berjalan," imbuhnya.
Dwi bilang, saat ini banyak perusahaan yang juga menaruh minat untuk bergabung dalam konsorsium Blok Masela bersama Inpex Corporation seperti Petronas dan PetroChina.
"Pihak-pihak lain juga yang berminat dan juga mesitnya, logikanya, juga melanjutkan proses yang ada. Mudah-mudahan saja Pertamina akan deal dan yang lain akan join di sana, dan nanti tergantung Pertamina sendiri dan juga Inpex sebagai operator," beber Dwi.
Baca juga:
Blok Masela memiliki potensi cadangan gas yang sangat besar, mencapai 10,73 triliun kaki kubik (Tcf).
Karena itu, Blok Masela sering disebut sebagai lapangan gas abadi.
Pemerintah mengeklaim cadangan gas di Blok Masela tidak akan habis sampai 70 tahun ke depan.