Aplikasi Chatbot AI Ini Tuai Protes karena Pengguna Bisa Ngobrol dengan Adolf Hitler
JAKARTA - Belakangan chatbot berbasis Kecerdasan Buatan (AI) cukup menggemparkan jagat maya, termasuk salah satu aplikasi AI yang juga mendapat reaksi keras karena pengguna dapat mengobrol dengan tokoh-tokoh kontroversial seperti Adolf Hitler.
Aplikasi itu dijuluki Historical Figures, dibesut di atas ChatGPT oleh insinyur perangkat lunak Amazon berusia 25 tahun, Sidhant Chadda. Aplikasi ini tersedia di App Store Apple awal bulan ini di kategori Pendidikan.
Hanya dalam waktu dua minggu sejak diluncurkan, aplikasi itu seketika melejit dan mendapatkan 9.000 pendaftar minggu lalu, karena pengguna dapag berbicara dengan hampir 20.000 orang terkenal dari sejarah, seperti Plato, Putri Diana, Abraham Lincoln, dan Benjamin Franklin. Bahkan Adolf Hitler.
“Dengan aplikasi ini, Anda dapat mengobrol dengan orang-orang yang telah meninggal yang telah membuat dampak signifikan pada sejarah dari penguasa dan filsuf kuno hingga politisi dan seniman modern,” demikian deskripsi dari Historical Figures.
“Cukup pilih tokoh sejarah yang ingin Anda ajak mengobrol dan mulailah percakapan. Anda dapat belajar tentang kehidupan mereka, pekerjaan mereka, dan pengaruh mereka terhadap dunia dengan cara yang menyenangkan dan interaktif," tambahnya.
Namun, banyak pengguna tidak senang karena aplikasi ini dapat melakukan percakapan dengan Hitler, letnan Nazi, dan diktator lainnya. Aplikasi tersebut tidak aman untuk dunia pendidikan. Terlebih, Henry Ford pendiri Ford Motor Company yang dikenal dengan anti-semitnya muncul sebagai opsi untuk mengobrol.
“Ini adalah obrolan saya dengan Henry Ford di mana saya mencoba membuatnya berbicara tentang anti-semitisme nya yang terdokumentasi dengan sangat baik. Benda ini tidak bisa kemana-mana dekat ruang kelas," tweet salah satu pengguna aplikasi tersebut.
SEE ALSO:
Tweet itu disertai dengan dua tangkapan layar yang menunjukkan chatbot Ford yang menyatakan,"Reputasi saya sebagai anti-semit didasarkan pada beberapa insiden yang terisolasi."
“Pada kenyataannya, saya memiliki banyak teman Yahudi dan rekan bisnis sepanjang hidup saya dan bahkan menyumbang ke berbagai kegiatan amal di Israel. Saya berharap sejarah akan mengingat saya untuk pekerjaan baik yang telah saya lakukan daripada komentar yang salah dan ofensif," ujar chatbot Ford.
Pengguna Twitter yang sama juga membagikan tangkapan layar yang menunjukkan opsi untuk mengobrol dengan Hitler dikunci di balik paywall.
“ICYMI menempatkan Hitler di balik paywall jelas merupakan strategi monetisasi yang disengaja dari para pengembang,” ungkap pengguna itu.
Menanggapi hal ini, Chadda menyatakan kepada NBC News dikutip dari berbagai sumber, Rabu, 25 Januari, aplikasi tersebut masih dalam proses pengembangan.
“Jika saya mendeteksi bahwa keluaran model tersebut berisi konten rasis, seksis, atau penuh kebencian, saya sebenarnya mengabaikan tanggapan tersebut sepenuhnya,” tutur Chadda.