AS Baru Saja Cetak Rekor Buruk Urusan Penembakan Massal

JAKARTA - Tujuh orang tewas dalam penembakan massal di dua lokasi di Kota Half Moon Bay, California utara, Amerika Serikat. Peristiwa itu menjadikan AS berada dalam rekor buruk urusan penembakan massal.

Dilansir dari CNN yang mengutip data dari Gun Violence Archive (GVA), ada 39 penembakan massal di AS sejauh ini selama tahun 2023. Dan asal tahu saja, jumlah itu menjadi rekor dari tahun mana pun.

39 penembakan massal di Amerika Serikat sepanjang tahun ini menjadikan tahun 2023 sebagai medio penembakan massal paling banyak pada saat ini. Dalam kurun waktu tiga hari, tiga penembakan massal telah terjadi di California, termasuk penembakan hari Senin di Half Moon Bay.

Laju penembakan massal yang berbahaya meningkat pada tahun 2020 selama pandemi COVID-19 dan terus berlanjut sejak saat itu. Antara 2019 dan 2020, jumlah total penembakan massal setiap tahun melonjak dari 417 menjadi 610.

Kemudian, 2021 menjadi tahun terburuk untuk penembakan massal sejak GVA mulai melacaknya pada 2012, dengan 690 di 44 negara bagian dan Washington, DC. Ada 647 penembakan massal pada tahun 2022.

Data GVA menunjukkan penembakan massal meningkat setelah Mei 2020, dibandingkan dengan tren tahun-tahun sebelumnya. Penembakan meningkat dua kali lipat pada Juli 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seperti yang dicatat para peneliti dalam jurnal JAMA Open Network dalam menganalisis data GVA antara April 2020 dan Juli 2021.

Peningkatan penembakan massal bertepatan dengan peningkatan kekerasan senjata secara keseluruhan selama pandemi. Tingkat pembunuhan dengan senjata api AS pada tahun 2020 adalah yang tertinggi yang tercatat sejak tahun 1994.