Ditunjuk Jadi Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius Dinanti PR Pengiriman Tank Leopard ke Ukraina dan Modernisasi Militer
JAKARTA - Jerman menunjuk Boris Pistorius yang relatif tidak dikenal sebagai menteri pertahanan yang baru pada Hari Selasa, di tengah tuntutan untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina.
Pistorius, Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Lower Saxony, adalah pilihan yang mengejutkan untuk menggantikan Christine Lambrecht, yang mengundurkan diri pada Hari Senin.
Dia akan bertemu rekan-rekan NATO barunya paling cepat Hari Jumat dalam pertemuan puncak pertahanan penting di Jerman, di mana semua mata tertuju padanya, apakah dia menyetujui ekspor tank tempur Jerman Leopard ke Ukraina, satu dari dua pekerjaan rumah (PR) yang sudah menantinya.
Sekutu Ukraina akan bertemu di Pangkalan Udara AS Ramstein di Jerman pada Hari Jumat, untuk mempertimbangkan dukungan terbaru mereka bagi Kyiv.
Tugas lainnya adalah memodernisasi militer Jerman setelah bertahun-tahun kekurangan dana dan masalah peralatan, dengan dana 100 miliar euro (108,2 miliar dolar AS) tersedia untuk perangkat keras baru.
"Pistorius adalah politisi yang sangat berpengalaman yang diuji dalam pemerintahan, telah berurusan dengan kebijakan keamanan selama bertahun-tahun dan merupakan orang yang tepat berkat kompetensinya, kemampuannya untuk menyampaikan dan hatinya yang besar," terang Kanselir Olaf Scholz, melansir The National News 17 Januari.
Memiliki latar belakang pengacara, Pistorius mengikuti wajib militer selama setahun di era Jerman Barat, tetap ia tidak pernah menjabat dalam politik nasional.
"Pistorius adalah seorang profesional politik yang menangani krisis dengan cara yang efisien dan terarah. Dia adalah orang yang tepat untuk pekerjaan yang menantang ini," kata anggota parlemen Christos Pantazis.
Seperti Kanselir, dia adalah anggota Partai Sosial Demokrat (SPD) dan terlibat dalam pembicaraan koalisi yang mengantarkan Scholz berkuasa pada tahun 2021. Dia pernah menjadi Wali Kota Osnabrueck, tempat kelahiran Kanselir Scholz.
Diketahui, Pemerintah Kanselir Scholz dinilai bergerak terlalu lambat untuk melengkapi persenjataan Ukraina, dikritik karena menahan tank Leopard yang telah lama diminta Kyiv.
Pistorius akan mengawasi pengiriman kendaraan tempur Marder sambil memutuskan apakah akan mengirim Leopard, setelah Inggris mengonfirmasi pihaknya menawarkan tank tempur Challenger ke Ukraina.
Pakar juga akan mengamati apakah Pistorius dapat menghindari kesalahan hubungan masyarakat yang turut menjatuhkan Lambrecht, seperti pesan pribadi Malam Tahun Baru yang dianggap salah oleh banyak orang.
Diketahui, Menteri Pertahanan adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata Jerman di masa damai.
Baca juga:
- Rekomendasikan China Pantau Kematian Akibat COVID-19, WHO: Penting untuk Pemahaman Komprehensif
- Italia Tangkap 'Godfather Terakhir', PM Meloni: Kami Bisa Memberitahu Anak-anak, Mafia Dapat Dikalahkan
- Antisipasi Serangan Rusia saat Peringatan Setahun Invasi, Pejabat Keamanan Ukraina Ingin Pengiriman Senjata Dipercepat
- Gedung Putih dan Secret Service Sebut Tidak Ada Catatan Pengunjung Kediaman Pribadi Presiden Biden di Delaware
Kecuali jika terjadi perombakan yang lebih luas, penunjukan Pistorius untuk menggantikan Lambrecht akan mengingkari janji Kanselir Scholz untuk menjalankan kabinet dengan keseimbangan gender.
"Sayang sekali kanselir dan SPD telah melepaskan tujuan paritas gender yang mereka nyatakan sendiri. Ada beberapa wanita berkualitas dalam bingkai itu," kata Nyke Slawik, seorang anggota parlemen dari Partai Hijau.
Sebelumnya, sejumlah sosok dikabarkan akan menggantikan Lambrecht, termasuk sang wakil Siemtje Moeller dan Komisaris Angkatan Bersenjata Parlemen Jerman Eva Hoegl, dua wanita yang namanya disebut-sebut.