Permintaan Terhadap Stablecoin USDC Meningkat, Siap Saingi USDT?
JAKARTA – Stablecoin Circle USDC mengalami peningkatan signifikan dalam hal permintaan dari pengguna kripto. Kondisi ini berbanding terbalik untuk USDC di mana pada 2022 lalu mengalami penolakan dari sejumlah bursa kripto.
Berdasarkan keterangan data dari analitik blockchain Glassnode, volume transfer harian USDC mengalami peningkatan hingga empat atau lima kali lipat dari pesaingnya, Tether USDT. Terlepas dari posisi USDT yang masih menjadi pemimpin stablecoin terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya.
Berdasarkan data, USDC memiliki volume transfer sebesar 15 miliar dolar AS dibandingkan dengan USDT yang sebesar 3 miliar dolar AS. Secara keseluruhan, total volume transfer USDC adalah 7 triliun dolar AS lebih banyak daripada USDT.
USDC telah menarik perhatian para investor di tengah penurunan pasar kripto. Meski begitu, di masa-masa market bearish, investor biasanya memilih stablecoin untuk menyelamatkan dananya. Selain menjadi penyelamat di tengah bear market, stablecoin juga disebut sebagai mata uang kripto yang aman karena harganya stabil mengikuti pergerakan uang fiat.
Baca juga:
- Apple Pay Tambahkan Opsi Pembayaran Stablecoin USDC, Begini Cara Mengaktifkannya!
- Tether Luncurkan CNH₮, Stablecoin yang Nilainya Terikat dengan Yuan China Offshore
- Mengenal Cryptocurrency yang Ditopang Emas, PAXG dan XAUt
- Crypto.com Delisting Tether USDT Mulai 31 Januari, Tapi Hanya untuk Pengguna Kanada
Banyak loyalis USDC selalu ingin menunjukkan bahwa aset USDC didukung oleh uang tunai riil atau treasury AS jangka pendek. Mereka juga berbicara tentang bagaimana Circle memastikan untuk melakukan audit bulanan dan biasanya transparan dengan seluruh proses sebagaimana dilansir CoinSpeaker.
Sementara pesaingnya, Tether USDT beberapa kali mendapat sentimen negatif dari sejumlah media terkait dana cadangan USDT. Ditambah lagi dengan keputusan regulator Kanada yang melarang perdagangan stablecoin Tether itu. Binance cabang Kanada dan Coinsquare termasuk dua exchange yang memutuskan untuk menghapus perdagangan USDT.
Di sisi lain, Tether, perusahaan di balik USDT dijatuhi denda 41 juta dolar AS pada Oktober 2021. Saat itu, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas CFTC menuduhnya tidak memiliki cadangan yang cukup selama hampir 72 persen dari dua tahun.
Selain itu, banyak investor juga memiliki kekhawatiran bahwa USDT memiliki eksposur ke FTX dan Alameda. Ini terjadi ketika USDT secara singkat mengalami depresiasi terhadap dolar AS tak lama setelah keruntuhan FTX. Namun, Tether telah membantah tudingan tersebut dan mengatakan pihaknya tidak memiliki eksposur ke perusahaan pertukaran kripto yang bangkrut itu.