JAKARTA - Stablecoin USDC milik Circle Internet Financial telah mencatat capaian signifikan dengan melampaui USDT Tether dalam volume transaksi tahun ini. Data yang dikumpulkan oleh Visa Inc. dan Allium Labs menunjukkan bahwa USDC tidak hanya menunjukkan pertumbuhan yang konsisten sejak awal 2024, tetapi juga telah mencatat volume transaksi mingguan yang mengesankan.
Tercatat pertumbuhan mingguan sebesar $456 miliar (sekitar Rp7.410 triliun) dibandingkan dengan $89 miliar (sekitar Rp1.445 triliun) untuk USDT. Ini menandai USDC sebagai pemimpin pasar dengan menyumbang 50% dari total transaksi stablecoin sejak Januari.
Penemuan ini menantang anggapan umum tentang dominasi USDT, yang sebelumnya dianggap sebagai stablecoin terkemuka berdasarkan pangsa pasarnya. Namun, Noelle Acheson, penulis buletin Crypto Is Macro Now, menawarkan perspektif yang berbeda, mengatakan bahwa USDT lebih sering dipegang di luar AS sebagai penyimpan nilai berbasis dolar, sementara USDC lebih banyak digunakan di AS untuk transaksi.
BACA JUGA:
Stablecoin memainkan peran penting dalam ekosistem kripto dengan memfasilitasi transaksi dan pembayaran lintas batas. Namun, interpretasi data transaksi stablecoin bisa menjadi tantangan karena kompleksitasnya, termasuk potensi transaksi yang diinisiasi secara manual atau melalui bot.
Keterlibatan Circle dalam krisis perbankan AS tahun lalu sempat menyebabkan penurunan nilai USDC yang beredar, namun telah pulih menjadi $32,8 miliar (sekitar Rp533.2 triliun). Kejadian ini menunjukkan ketahanan dan adaptasi USDC dalam menghadapi krisis.