Tim Hukum Presiden Biden Temukan Kumpulan Dokumen Rahasia di Lokasi Berbeda
JAKARTA - Tim hukum Presiden Joe Biden menemukan kumpulan dokumen rahasia pemerintah lainnya, setelah penemuan awal dokumen rahasia di bekas kantornya di Washington pada musim gugur yang lalu, kata sumber-sumber yang mengetahui tentang masalah tersebut pada Hari Rabu.
Pencarian dokumen lanjutan dilakukan setelah pengacara Presiden Biden menemukan dokumen rahasia awal pada awal November, kata sumber-sumber itu.
Salah satu sumber mengatakan kepada CNN seperti dikutip 11 Januari, upaya tersebut mengarah pada penemuan dokumen tambahan yang menarik bagi pejabat federal yang meninjau masalah tersebut.
Laporan NBC News yang pertama kali melaporkan kumpulan dokumen rahasia baru mengatakan, tingkat klasifikasi, jumlah dan lokasi yang tepat dari dokumen tambahan itu tidak segera jelas.
Dikatakan juga tidak jelas kapan dokumen tambahan ditemukan dan apakah pencarian materi rahasia lain yang mungkin dimiliki Biden sejak masanya sebagai wakil presiden sudah selesai, seperti mengutip Reuters.
Sementara itu, Senator Mark Warner, ketua Komite Intelijen Partai Demokrat, telah meminta pengarahan tentang penemuan dokumen Biden yang pertama, katanya Selasa.
Seorang juru bicara Senator Marco Rubio, wakil ketua komite dari Partai Republik, mengatakan Rubio dan Warner telah menulis surat kepada Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, meminta akses ke dokumen rahasia tersebut.
Kedua senator itu juga meminta penilaian kerusakan oleh komunitas intelijen dan pengarahan tentang penyimpanan dokumen rahasia oleh Presiden Biden, seorang Demokrat, dan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik.
Laporan itu muncul dua hari setelah seorang pengacara Gedung Putih mengatakan dokumen rahasia saat Biden masih menjabat sebagai wakil presiden, ditemukan pada November oleh pengacara pribadi presiden di kantor Penn Biden Center for Diplomacy and Global Engagement.
Pengacara Biden menemukan kurang dari selusin catatan rahasia di dalam kantor pusat, memberi tahu Arsip Nasional AS tentang penemuan itu, menyerahkan materi, mengatakan mereka bekerja sama dengan Arsip dan Departemen Kehakiman.
Presiden Biden mengatakan pada Hari Selasa, dia dan timnya kooperatif sepenuhnya dengan tinjauan atas apa yang terjadi.
Disebutkan sebelumnya, kumpulan awal yang ditemukan berisi 10 dokumen rahasia, termasuk materi intelijen AS dan memo pengarahan tentang Ukraina, Iran dan Inggris.
Beberapa dokumen rahasia adalah "sangat rahasia," tingkat tertinggi. Mereka ditemukan dalam tiga atau empat kotak yang juga berisi kertas-kertas yang tidak terklasifikasi yang termasuk dalam Undang-Undang Catatan Kepresidenan.
Dikatakan, dokumen rahasia seharusnya disimpan di lokasi yang aman. Dan di bawah Undang-Undang Catatan Kepresidenan, dokumen Gedung Putih seharusnya masuk ke Arsip Nasional ketika pemerintahan berakhir.
Sebelum laporan baru tentang gelombang kedua materi pemerintah pada Hari Rabu, Gedung Putih menolak untuk menjawab sejumlah pertanyaan kritis tentang dokumen rahasia dari masa Biden ketika masih menjabat sebagai wakil presiden ditemukan.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menolak untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang dokumen tersebut, mengutip tinjauan berkelanjutan Departemen Kehakiman atas masalah tersebut. Dia tidak bisa mengatakan siapa yang membawa dokumen itu ke kantor atau apakah dokumen lain ditemukan.
Dia juga tidak dapat mengatakan apakah audit sedang dilakukan untuk menemukan kemungkinan dokumen lain, atau kapan presiden telah diberi pengarahan tentang penemuan dokumen tersebut.
Baca juga:
- Buntut Penyerbuan Ibu Kota Brasil: 1.159 Ditahan, Hakim Perintahkan Penangkapan Mantan Menteri dan Kepala Polisi Militer
- Pemimpin Tentara Bayaran Grup Wagner Rusia Klaim Kuasai Kota Soledar, Tewaskan 500 Prajurit Ukraina
- Menlu China Qin Gang Sebut Afrika Harusnya Jadi Panggung Kerja Sama, Bukan Arena Kompetisi Negara-negara Besar
- Soal Keanggotaan NATO, Presiden Zelensky Sebut Dukungan Dalam Bentuk Retorika Tidak Cukup
Dia juga tidak dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada materi rahasia tambahan di kantor lain mana pun.
"“Ini sedang dikaji oleh Departemen Kehakiman. Saya tidak akan melampaui apa yang dibagikan presiden kemarin," kata Jean-Pierre selama konferensi pers Hari Rabu.
"Saya tidak akan melampaui apa yang rekan-rekan saya di penasihat Gedung Putih bagikan kepada Anda semua juga," tandasnya.
Ditekan tentang apakah cara situasi telah melemahkan komitmen publik presiden terhadap transparansi, Jean-Pierre menjawab, "Ketika pengacaranya menyadari bahwa dokumen-dokumen ini ada di sana, mereka menyerahkannya ke Arsip. Mereka melakukan hal yang benar."