Sebut Pembatasan COVID-19 di Sejumlah Negara Tidak Proporsional dan Tidak Bisa Diterima, China: Kami Menolak Tujuan Politik

JAKARTA - China mengatakan pada Hari Selasa, pihaknya berencana untuk mengambil tindakan pencegahan terkait pembatasan masuk COVID-19 yang menargetkan pelancong dari negara itu, mengatakan Beijing "dengan tegas menentang" praktik memanipulasi langkah-langkah pengendalian virus corona untuk mencapai tujuan politik.

Negara-negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis telah memutuskan untuk memperkuat kontrol perbatasan bagi pengunjung dari China, mengharuskan mereka untuk dites negatif terhadap virus tersebut, karena kasus melonjak di China setelah pelonggaran kebijakan nol-COVID pada Bulan Desember, melansir Kyodo News 3 Januari.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers harian mengatakan, langkah pembatasan masuk hanya menargetkan China "kurang memiliki dasar ilmiah" dan Beijing akan "mengambil tindakan yang sesuai dengan prinsip timbal balik."

"Kami tidak percaya bahwa tindakan pembatasan masuk yang diambil beberapa negara terhadap China berbasis sains. Beberapa dari tindakan ini tidak proporsional dan tidak dapat diterima," ujar Mao Ning Hari Selasa, melansir situs Kementerian Luar Negeri China.

"Kami dengan tegas menolak menggunakan tindakan COVID untuk tujuan politik, akan mengambil tindakan yang sesuai dalam menanggapi berbagai situasi melalui prinsip timbal balik," tegasnya.

Mao Ning mengatakan, China siap untuk meningkatkan komunikasi dengan komunitas internasional lainnya dan bekerja sama untuk mengatasi COVID.

"Sejak China mencabut tindakan pembatasan, banyak negara telah menanggapinya dengan hangat. Kami menghargai ini dan akan terus mengadaptasi dan menyesuaikan langkah-langkah respons COVID kami dengan mempertimbangkan situasi COVID terbaru, lebih memfasilitasi perjalanan lintas batas yang aman dan tertib bagi warga negara Tiongkok dan asing, serta pertukaran dan kerja sama internasional," paparnya.

Diketahui, China dijadwalkan untuk membuka kembali perbatasan, menghapus ketentuan karantina untuk kedatangan orang asing pada Hari Minggu mendatang, sangat berbeda dari kebijakan ketat "nol-COVID" yang melibatkan penguncian dan tindakan isolasi di fasilitas yang ditunjuk.