Mengenal Post-Party Blues, Perasaan Murung Setelah Liburan dan Perayaan
YOGYAKARTA – Libur Natal dan tahun baru telah berlalu. Setelah bercengkerama dengan keluarga, pesta kembang api, hingga tertawa lepas tanpa beban pekerjaan, perubahan suasana hati mungkin dialami. Suasana yang kontras, dari ramai menuju sepi, dan suasana hati dari gembira lantas terlintas kesedihan. Seorang psikoanalis F. Diane Barth menjelaskan ada alasan ilmiah yang masuk akal untuk kesedihan pasca pesta.
Menurut Barth dilansir Psychology Today, Senin, 2 Januari, berbagi sesuatu yang luar biasa dan istimewa meningkatkan kadar senyawa kimia yang bertanggung jawab atas rasa nyaman. Gembira adalah perasaan alami sebagai reaksi terhadap aliran hormon dan bahan kimia yang diproduksi tubuh.
Perasaan senang karena endorfin dan bahan kimia untuk ‘perasaan enak’ lainnya. Setelah liburan atau perayaan dan pesta, bahan kimia tersebut berhenti melonjak. Rasa nyaman, gembira, dan senang kemudian memudar dan mulai merasa kekecewaan fisik serta psikologis. Inilah salah satu perspektif yang bisa menjelaskan post party blues.
Kewalahan setelah pesta, bukan kelelahan. Ini adalah efek dari penurunan hormon bahagia dari tubuh. Seorang psikolog tahun 1980, Richard Solomon, juga mengulas tentang gejala ini. Ia menyebut ‘teori emosi dari proses melawan’.
Teori ini berpendapat bahwa reaksi awal seseorang terhadap peristiwa emosional akan digantikan oleh keadaan emosional sekunder yang berlawanan. Pada dasarnya, setiap kali Anda merasakan satu emosi, Anda akan merasakan kebalikannya pada situasi selanjutnya.
Artinya setelah mengalami kegembiraan, mungkin akan disusul rasa murung dan sedih. Kesedihan ini bukan depresi, tetapi kondisi alami dari penurunan hormon bahagia. Apabila Anda merasakannya, ada sejumlah cara agar tidak mengganggu aktivitas Anda. Barth merekomendasikan empat cara untuk mengatasinya seperti berikut ini.
1. Jangan menganggapnya sebagai pikiran negatif
Kesedihan dan murung setelah selebrasi benar-benar normal. Itu artinya Anda tak melakukan satu hal yang keliru. Anda perlu menyesuaikan kembali dengan perubahan kimia yang memengaruhi suasana hati Anda.
Baca juga:
2. Hargai apa yang Anda lakukan
Evaluasi penting dilakukan untuk tetap realistis. Anda telah menikmati kesenangan dan pengalaman liburan yang tiada dua. Maka cobalah untuk memaknai pengalaman tersebut untuk terhubung kembali dengan kenyataan di dekat Anda. Misalnya, Anda harus kembali menyiapkan pekerjaan, kembali bekerja, dan menjalani rutinitas harian lainnya.
3. Kalaupun ada sisi negatif, akui secara realistis
Beberapa situasi mungkin sesuai dengan apa yang kita bayangkan, tetapi tidak semua. Hal-hal di luar bayangan ini, perlu diakui secara realistis. Ini sebagai antisipasi atau mengontrol diri, agar kalaupun mengalami hal buruk tetap bisa menikmati hal baik.
4. Terus bergerak atau move on
Buat rencana untuk perayaan, petualangan, pencapaian, dan aktivitas di masa mendatang. Karena segalanya perlu dilalui dan diatasi, maka membuat rencana untuk berikutnya cukup membantu Anda bersemangat kembali menjalani rutinitas setelah perayaan atau liburan.
Selain cara di atas, paling penting lagi sadari apa yang terjadi dan yang dirasakan. Ambillah apapun yang baik, menggugah pikiran, dan layak untuk dipelajari. Kemudian, mulailah memikirkan hal lain yang akan memperkuat endorfin.