Malam Pertama Tahun 2023, Ukraina Tembak Jatuh 45 Drone yang Diluncurkan Rusia
JAKARTA - Warga Ukraina bersorak dari balkon mereka sementara pertahanan udara mereka meledakkan rudal dan drone Rusia dari langit pada jam-jam pertama tahun 2023.
Pasukan Ukraina menembak jatuh 45 drone Shahed buatan Iran yang ditembakkan oleh Rusia pada malam pertama tahun ini, kata Presiden Volodymyr Zelensky pada Minggu malam, memuji Ukraina karena menunjukkan rasa terima kasih kepada pasukan dan satu sama lain.
"Drone, rudal, yang lainnya tidak akan membantu mereka," katanya tentang Rusia, melansir Reuters 2 Januari.
"Karena kita bersatu. Mereka dipersatukan hanya oleh rasa takut," tandasnya.
Pidato Tahun Baru yang keras dari Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan tidak akan berhenti menyerang Ukraina, berbeda dengan pesan harapan Presiden Zelensky sebelumnya.
Pecahan dari serangan larut malam menyebabkan kerusakan minimal di pusat ibu kota, dan laporan awal menunjukkan tidak ada korban luka atau korban, kata Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko di media sosial.
Serangan sebelumnya pada Hari Sabtu menghantam bangunan tempat tinggal dan sebuah hotel di ibu kota, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai lebih dari 20 orang.
Sementara itu, Andrii Nebytov, kepala polisi Kyiv, mengunggah foto di aplikasi perpesanan Telegramnya, menunjukkan apa yang digambarkan sebagai pesawat tak berawak yang digunakan dalam serangan di ibu kota, dengan tanda tulisan tangan di atasnya dalam bahasa Rusia bertuliskan "Selamat Tahun Baru".
"Reruntuhan ini tidak berada di garis depan, di mana pertempuran sengit terjadi, tapi di sini, di lapangan olahraga, tempat anak-anak bermain," ujar Nebytov.
Pihak Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah menargetkan lokasi produksi, penyimpanan dan peluncuran drone Ukraina dengan rudal jarak jauh pada Malam Tahun Baru.
Serangan udara terbaru merusak infrastruktur di Sumy, di timur laut, Khmelnytskyi di barat serta Zaporizhzhia dan Kherson di tenggara dan selatan, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Di Orikhiv di wilayah Zaporizhzhia, penembakan menewaskan satu orang dan melukai tiga orang, kata gubernur daerah Oleksandr Starukh di Telegram.
Operator jaringan Ukrenergo mengatakan hari yang lalu "sulit" tetapi situasi listrik "terkendali" dan pemadaman darurat tidak diterapkan.
Terpisah, Duta Besar AS untuk Ukraina Bridget Brink mengatakan di Twitter: "Rusia dengan dingin dan pengecut menyerang Ukraina dini hari. Tapi Putin tampaknya masih tidak mengerti bahwa orang Ukraina terbuat dari besi."
Diketahui, Rusia telah meratakan kota-kota Ukraina dan membunuh ribuan warga sipil sejak Putin memerintahkan invasi pada Februari, mengklaim Ukraina adalah negara buatan yang pandangan pro-Baratnya mengancam keamanan Rusia. Moskow sejak itu mengklaim telah mencaplok sekitar seperlima dari Ukraina.
Baca juga:
- Rusia Luncurkan Kapal Selam Nuklir hingga Penyapu Ranjau Baru, Presiden Putin: Kami Lengkapi dengan Senjata Paling Modern
- Berangkat dari Inggris, Anjing Peliharaan Ini Tersasar hingga Arab Saudi saat Pemiliknya Terbang ke Amerika Serikat
- Digunakan di Medan Perang Ukraina, Kalashnikov Analisis Pengalaman Tempur Senapan Sniper Chukavin
- Coba Jual Sarkofagus Era Romawi Senilai Rp4,1 Miliar, Pria Ini Ditahan Pasukan Gendarmerie Turki
Ukraina telah melawan dengan dukungan militer Barat, mengusir pasukan Rusia dari lebih dari setengah wilayah yang mereka rebut. Dalam beberapa minggu terakhir, garis depan sebagian besar statis, dengan ribuan tentara tewas dalam perang parit yang intens.
Sejak Oktober, Rusia telah melancarkan serangan rudal dan drone massal terhadap infrastruktur energi Ukraina, membuat kota-kota menjadi gelap dan dingin saat musim dingin tiba.
Moskow mengatakan serangan tersebut bertujuan untuk mengurangi kemampuan Ukraina untuk berperang. Sebaliknya, Kyiv mengatakan mereka tidak memiliki tujuan militer dan dimaksudkan untuk menyakiti warga sipil, sebuah kejahatan perang.