Bike Sharing Lama Terbengkalai, Dishub DKI Bakal Ganti Sepeda Sewa Baru Bertenaga Listrik
JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut akan ada pergantian sepeda sewa baru bertenaga listrik di Jakarta. Saat ini, angkutan bike sharing yang disediakan telah terbengkalai dan mengalami kerusakan.
Perubahan wujud bika sharing menjadi sepeda listrik ini diputuskan berdasarkan hasil pertemuan Bike Sharing Summit dengan para calon operator bike sharing 22 November lalu.
"Untuk sepeda sewa yang akan menggunakan sepeda listrik, saat ini sedang dalam penjajakan setelah dilaksanakan Bike Share Summit kemarin. Itu kami mencoba mengundang beberapa operator dan beberapa sudah menyatakan sudah minat," kata Syafrin di Jakarta Timur, Senin, 26 Desember.
Selain itu, sistem operasional yang akan diterapkan pada bike sharing "reborn" ini akan menggunakan pembaharuan teknologi dari aplikasi berbasis 2G menjadi 4G.
"Aplikasi sewa sepeda yang ditawarkan itu sudah menggunakan generasi keempat. Kalau sebelumnya masih 2G, kita harapkan yang terbaru bisa menyesuaikan dengan kemajuan teknologi yang ada," ujar Syafrin.
Saat ini, calon operator bike sharing masih harus memenuhi persyaratan administrasi, teknis, dan operasional seperti yang tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 36 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Penyewaan Sepeda Terintegrasi Angkutan Umum Massal.
Sebagai informasi, operasional bike sharing telah dimulai sejak bulan Juli lalu dengan tahap uji coba. Biaya penggunaan bike sharing sebesar Rp3.000 per 15 menit.
Namun, layanan bike shari yang tersebar di beberapa titik di Jakarta kini terbengkalai. Banyak sepeda yang kondisi catnya telah memudar, besinya berkarat, jok robek, hingga ban yang telah kempis. Masyarakat pun tak lagi berminat menggunakan layanan bike sharing untuk bepergian.
Syafrin menyebut pihaknya akan menarik sepeda-sepeda layanan bike sharing yang kini kondisinya terbengkalai. Sepeda ini dikelola oleh Gowes selaku operator swasta.
"kami telah berkoordinasi dengan Gowes selaku operator sepeda sewa untuk menarik sepedanya pada 33 titik tambat," ujar Syafrin.
Baca juga:
Syafrin mengungkapkan, terbengkalainya bike sharing terjadi karena pihak swasta selaku operator sepeda tak memiliki dana yang cukup untuk pendanaan perawatan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat tak lagi minat untuk menggunakan bike sharing.
Selain itu, Gowes selaku operator juga perlu pendanaan untuk pengembangan sistem aplikasi penyewaaannya. Mengingat, aplikasi Gowes kerap terjadi eror saat digunakan masyarakat yang akan menyewa bike sharing.
"Pandemi COVID-19 yang melanda kita sejak medio 2020 juga berdampak bagi Gowes sebagai operator sepeda sewa untuk melanjutkan uji coba, saat ini GOWES tidak mampu lagi melanjutkan operasional sepeda sewa dan butuh investor untuk melakuak perawatan sepeda sewa cukup tinggi dan untuk upgrade aplikasinya dari 2G menjadi 4G," jelasnya.