Ahli Psikologi: Kecerdasan Kuat Ma'ruf di Bawah Rata-Rata, Tapi Punya Sisi Kepatuhan Tinggi
JAKARTA - Ahli Psikologi Forensik, Reni Kusumowardhani menyebut, kecerdasan terdakwa Kuat Ma'ruf di bawah rata-rata. Namun, terdakwa kasus dugaan pembunuhan Brigadir J itu tergolong patuh pada atasannya.
"Kuat Ma'ruf kecerdasannya tergolong dibawah rata-rata dibanding dengan orang seusianya," ujar Reni dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 21 Desember.
Dia melanjutkan, asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo itu lamban memahami informasi yang diberikan. Terutama terkait informai yang rumit.
"Belum tentu langsung paham, tapi mengandalkan pola yang dia pahami," ungkapnya.
Namun, di balik itu semua, Kuat Ma'ruf merupakan sosok yang patuh. Bahkan, tak mudah dipengaruhi atau disugesti.
"Jadi pada bapak Kuat Ma'ruf ini tidak dapat disugesti, kepatuhannya tinggi, tetapi tidak mudah disugesti," kata Reni.
Baca juga:
- Cuaca Ekstrem Hantui Banyak Titik Perayaan Tahun Baru 2023 di Jakarta, Pemrov DKI: Semoga Tidak Hujan Bisa Jadi Hiburan Warga
- Bicara Efek, BRIN Tegaskan Kampanye Pemilu 2024 ke Lapangan Tak Bisa Dikalahkan Saluran Digital
- PNS yang Mangkir di Penyelidikan Formula E Bakal Diadukan KPK ke Atasannya
- Begini Cara Pemprov DKI Antisipasi Inflasi Jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023
Kepatuan tinggi Kuat Ma'ruf terbukti karena terus berbohong mengenai rangkaian peristiwa tewasnya Brigadir J. Ia baru mengatakan yang sebenarnya pada saat diperintah oleh atasannya, Ferdy Sambo.
Kuat Ma'ruf merupakan salah satu terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J. Ia didakwa membantu Ferdy Sambo dalam kasus tersebut.
Dalam kasus itu, Kuat Ma'ruf didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP.