Skandal Perselingkuhan di Balik Pemakzulan Presiden AS Bill Clinton
JAKARTA - Dalam perjalanan sejarah kepresidenan Amerika Serikat (AS), tak sedikit presiden yang dimakzulkan. Salah satu yang cukup fenomenal adalah kasus pemakzulan Presiden Bill Clinton.
Setidaknya perlu waktu 14 jam bagi DPR Amerika Serikat (AS) untuk berdebat dan menyetujui dua pasal pemakzulan yang dituduhkan ke Presiden AS Bill Clinton. Hingga akhirnya Bill Clinton diminta untuk melepas jabatannya.
Kisah pemakzulan Clinton berawal dari skandal perselingkugannya dengan karyawan magang di Gedung Putih, Monica Lewinsky. Belakangan diketahui Lewinsky yang masih berusia 21 tahun, telah menjalin hubungan terlarang dengan Clinton selama rentang waktu satu setengah tahun.
Bahkan ketika Lewinsky dipindahkan ke Pentagon, pada April 1996. Lewinsky selalu bercerita tentang kedekatannya dengan Clinton. Hingga pada 1997, rekan kerja Lewinsky, Linda Tripp merasa perempuan muda asal California itu terlalu dekat dengan Presiden.
Baca juga:
Tripp lalu menceritakan kisah itu pada seorang agen penulis bernama Lucianne Goldberg. Goldberg menyarankan Tripp agar merekam diam-diam pengakuan Lewinsky, di mana perempuan cantik itu kemudian memberikan detail cerita tentang perselingkuhannya kepada Tripp.
Mengutip laman History, Sabtu 19 Desember, kisah perselingkuhan itu mulai "panas" ketika tuduhan pelecehan seksual Lewinsky yang dilakukan oleh Clinton terungkap. Saat itu media cetak Newsweek memuat pernyataan Tripp yang mengaku pernah berpapasan dengan wanita lain yang keluar dari ruang kerja Clinton dalam kondisi wajah memerah dan lipstik berantakan di tahun 1993.
Beberapa hari setelah cerita itu menyebar, Clinton secara terbuka membantah tuduhan itu dalam taklimat media di Gedung Putih. Didampingi istrinya Hillary, Clinton mengatakan, "Saya tidak memiliki hubungan seksual dengan wanita itu, Nona Lewinsky."
Clinton melalui kuasa hukumnya saat itu membantah berita terkait skandalnya dengan menyebut, "Linda Tripp tidak bisa dipercaya." Ini merupakan tuduhan pelecehan kedua pada Clinton setelah sebelumnya Paula Jones mengaku diperlakukan tidak senonoh saat Clinton menjabat Gubernur Arkansas.
Situasi bertambah buruk bagi Clinton saat Tripp menyerahkan rekaman pada Kenneth Star, Konsil Independen di Departemen Kehakiman dengan imbalan kekebalan hukum di awal tahun 1998. Tripp juga memberitahu ada bukti lain berupa gaun yang terkena cairan sperma Clinton.
Starr lalu menyerahkan laporan hasil investigasinya pada DPR. Starr pun menguraikan kasus untuk memakzulkan Clinton atas 11 alasan, termasuk sumpah palsu dan penyalahgunakan kekuasaan.
Gayung bersambut, DPR mengesahkan penyelidikan pemakzulan Bill Clinton. Pada 11 Desember di tahun yang sama, Komite Kehakiman DPR menyetujui tiga pasal pemakzulan dengan ketua hakim Mahkamah Agung AS disumpah untuk memimpin dan para senator disumpah sebagai juri.
Pada 19 Desember, DPR akhirnya memakzulkan Clinton dari jabatannya. Sebanyak 45 suara dari Demokrat dan 10 suara dari Republik memilih tidak bersalah atas tuduhan sumpah palsu.
Sementara atas tuduhan menghalangi keadilan, suara Senat terpecah menjadi 50-50. Setelah persidangan selesai, Presiden Clinton mengatakan bahwa dia sangat menyesal atas beban yang ditimpakannya pada Kongres dan rakyat AS.