Mengenal Bleketepe, Siraman, dan Midodareni, Prosesi Pernikahan Adat Jawa yang Akan Dilakukan Kaesang dan Erina

JAKARTA - Kaesang dan Erina akan menjalani serangkaian tradisi pernikahan adat Jawa. Mulai dari pemasangan bleketepe, siraman, hingga midodareni. Ketiga prosesi ini rencananya akan dilangsungkan pada 9 Desember, 2022. Tradisi adat Jawa memang perlu dilalui keduanya, mengingat Kaesang dan Erina sama-sama berasal dari Jawa. 

Sebelum ketiga prosesi tersebut dilaksanakan, acara akan dimulai dengan semaan atau pengajian pada Rabu, 8 Desember. Setelah itu, pada Kamis, barulah Presiden Jokowi dan ibu Iriana serta pihak keluarga Erina memasang bleketepe di depan rumah masing-masing. Bleketepe adalah anyaman janur atau daun kelapa muda. 

Pemasangan Bleketepe pada Pernikahan Maudy Ayunda (Instagram/@muren.s)

Pemasangan bleketepe ini sebagai penanda bahwa di rumah tersebut akan diadakan hajatan, melansir Medcom, Selasa, 6 Desember. Bleketepe dipasang di tarub atau dekorasi tumbuhan yang terdiri dari pohon pisang, buah pisang, tebu, buah kelapa, dan daun beringin. Tarub menyimbolkan harapan rumah tangga yang baik dan bahagia.

Setelah bleketepe terpasang, selanjutnya akan digelar siraman. Secara harafiah, siraman artinya mandi. Dalam siraman, masyarakat Jawa biasanya menggunakan air dari tujuh sumber mata air berbeda. Kenapa? Karena tujuh dalam bahasa Jawa disebut pitu, yang berarti pitulungan atau pertolongan. Calon mempelai nantinya diharapkan mendapatkan pertolongan dalam mengarungi rumah tangganya.

Prosesi Siraman Putri Tanjung (Instagram/@putri_tanjung)

Menurut Gibran Rakabuming Raka, kakak kandung Kaesang sekaligus Juru Bicara Pernikahan Kaesang Pangarep-Erina Gudono, tujuh sumber mata air siraman Kaesang akan diambil dari berbagai tempat. Melansir iNews, ketujuh sumber air untuk siraman Kaesang itu antara lain berasal dari Masjid Agung Mangkunegaran Al-Wustho, Masjid Agung Kraton Surakarta, Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran, Umbul Pengging di Boyolali. Lalu, dua selanjutnya diambil dari kediaman nenek Kaesang di Sumber dan rumah pribadi Presiden Joko Widodo di Solo. 

Selesai dengan prosesi siraman akan dilanjutkan dengan midodareni. Upacara ini dilakukan malam hari sebelum proses ijab kabul. Malam midodareni juga disebut sebagai malam terakhir sebelum calon manten melepas masa lajang. Biasanya, keluarga calon pengantin pria berkunjung ke rumah calon pengantin wanita untuk melakukan seserahan atau paningsetan dimana keluarga calon pengantin pria memberikan beberapa barang kepada orang tua calon pengantin wanita.

Malam Midodareni Putri Tanjung (Instagram/@putri_tanjung)

Di malam midodareni, masyarakat Jawa yang memegang tradisi ini percaya kalau di malam ini bidadari turun dari kahyangan. Untuk mempercantik calon pengantin wanita supaya lebih elok. Calon mempelai wanita tidak tidur dan didampingi oleh sanak keluarga serta pini sepuh. Biasanya, di momen ini beberapa sesepuh atau orang tua menghampiri sang calon manten untuk memberikan wejangan.

Menurut adat perkawinan Surakarta, sewaktu rombongan tamu pamitan pulang, pihak tuan rumah akan memberikan angsul-angsulan, berupa buah-buahan, kue dan seperangkat pakaian kepada pengantin pria yang akan dipakai besok saat ijab kabul.