Liga 1 Dilanjutkan, Kapolri Sigit: Evaluasi Sudah Dilakukan Termasuk Penggunaan Gas Air Mata

JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan perbaikan telah dilakukan jajarannya setelah Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan pendukung Aremania FC atau Arema pada Sabtu, 1 Oktober lalu. Salah satu yang dievaluasi adalah penggunaan gas air mata.

"Ada beberapa perbaikan baik terhadap sistem evaluasi, sistem perizinannya, kemudian metode dan kesiapan dari rangkaian pengamanan mulai dari sebelum, pada saat pelaksanaan kegiatan, dan pasca kegiatan," kata Listyo di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Senin, 5 Desember.

Polri memastikan aturan pengamanan pertandingan sepak bola juga akan sesuai aturan FIFA. "Yang kemudian kita perjelas termasuk masalah penggunaan gas air mata," tegas Listyo.

Listyo memastikan Polri akan terus mendukung pelaksanaan Liga 1. Apalagi, Indonesia tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2023 mendatang.

"Sehingga ke depan kita harapkan dengan evaluasi yang ada kompetisi bisa berjalan dengan lebih baik, lebih sehat, standar kegiatan stadiun juga lebih baik, dan standar pengamanannya juga lebih baik," ujarnya.

Pemerintah sebelumnya memutuskan kembali menggelar Liga 1 musim 2022 tapi tanpa kehadiran penonton. Liga ini dihentikan akibat tragedi Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur.

Tragedi Stadion Kanjuruhan terjadi pada Sabtu, 1 Oktober. Kericuhan itu diawali saat sejumlah Aremania masuk ke dalam area lapangan usai Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.

Saat itu, petugas gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata. Padahal, hal ini harusnya dilarang.

Akibat kejadian itu, 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala, leher, dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.