JAKARTA - Kompetisi Liga 1 2022/2023 bakal dimulai kembali pada hari ini, Senin, 5 Desember. Rekomendasi dari pihak kepolisian dikabarkan sudah didapat PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Sejumlah pihak menyambut gembira kabar ini. Namun, ternyata tak semua bisa menerima keputusan PT LIB.
Madura United FC mengkritik keputusan PT LIB karena dinilai terlalu terburu-buru. Bahkan, operator liga itu disebut telah mengabaikan regulasi dan tanpa persiapan yang matang.
"Madura United justru menerima surat pemberitahuan resmi dari operator pertandingan, yakni PT Liga Indonesia Baru pada Sabtu malam, 3 Desember, bahwa lanjutan kompetisi Liga 1 Indonesia 2022-2023 mulai 5 Desember 2022 ini," kata Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Zia Ul Haq Ramli di Pamekasan, Jawa Timur, seperti dilansir dari Antara, Senin, 5 Desember.
"Kami menerima surat itu sekitar pukul 21.00 WIB dan kami langsung mencari tiket pesawat yang menuju Yoyakarta, karena kita di sana bakal tinggal selama sisa kompetisi putaran pertama pasca tragedi Kanjuruhan, akan tetapi tidak bisa. Tiket kereta api juga tidak bisa," lanjutnya.
Dalam jadwal melalui surat elektronik itu, Madura United dijadwalkan menghadapi PSIS Semarang di Stadion Manahan Solo. Dengan waktu yang mepet, persiapan Madura United pun terbilang berantakan.
Bahkan, Zia Ul Haq Ramli tak segan menyebut lanjutan kompetisi Liga 1 terkesan seperti pertandingan tarkam. "Ini mengesankan laga lanjutan pasca tragedi Kanjuruhan ini seperti pertandingan 'tarkam', antar kampung," tegasnya.
Padahal, lanjutnya, harapan semua pihak termasuk Presiden RI dan Menpora, Liga 1 Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan berjalan lebih baik, taat aturan dan lebih berkualitas.
"Yang baru saja terjadi ini, seolah LIB tidak menjalani ketentuan yang mereka buat. Izin pertandingan dari aparat kan seharusnya jauh hari sebelumnya dan pemberitahuan pada klub juga seperti itu," tuturnya.
"Kami senang Liga ini digelar, tapi yang kami sayangkan adalah karena PT LIB seperti itu," lanjutnya.
Oleh karena itu, manajemen Madura United FC langsung melayangkan surat protes kepada operator pertandingan dengan meminta menunda waktu pertandingan.
"Kalau kompetisi digelar pada 5 Desember 2022, tim kami jelas tidak bisa menggelar official training karena perjalanan darat dari Pamekasan ke Yogyakarta membutuhkan sekitar sembilan jam waktu normal," tegas bos Madura United itu.