Sudah Puas Wisata Keliling Bulan, Orion Akan Kembali ke Bumi
JAKARTA - Pesawat ruang angkasa Orion dalam misi Artemis I yang mengunjungi Bulan, kini bersiap untuk kembali ke Bumi.
Pada hari ke-15 misi Artemis I, kru Orion memutuskan untuk meninggalkan Distant Retrograde Orbit (DRO) Bulan, yang telah berlangsung selama enam hari sejak Jumat, 25 November.
Kru akan memulai pembakaran hari ini untuk menempatkan Orion di jalur kembali ke Bumi setelah mencapai jarak 268.563 mil dari Bumi, melampaui rekor Apollo 13 sejauh 20.000 mil.
Sebelum sampai ke Bumi, Orion harus melalui terbang lintas dekat permukaan bulan minggu depan untuk berayun ke lintasan membawanya kembali ke Bumi, kemudian ia akan melakukan pendaratan di Samudra Pasifik pada 11 Desember.
Orion pada Rabu 30 November telah menyelesaikan pembakaran pemeliharaan untuk mempertahankan lintasannya saat ini dan mengurangi kecepatannya sebelum keluar dari DRO.
Orion melakukan pembakaran 95 detik ekstra panjang dari enam pendorong tambahannya berkat modul layanan Badan Antariksa Eropa (ESA).
Menurut NASA, pembakaran yang lebih lama akan memberinya lebih banyak data untuk mengkarakterisasi pendorong dan pemanasan radiasi pada sayap susunan surya pesawat ruang angkasa untuk membantu menginformasikan kendala operasional Orion.
Melansir ZDNet, Jumat, 2 Desember, sejak roket Space Launch System (SLS) bersama Orion diluncurkan bulan lalu, NASA belum banyak bicara tentang peran ESA dalam misi Artemis I, tetapi sekarang menekankan pentingnya ESA pada Orion, ia membuat modul layanan untuk menyesuaikan jalur pesawat ruang angkasa.
Baca juga:
- Meta Platform Inc., Dituduh Arahkan Iklan Lowongan Pekerjaan pada Kelompok Tertentu
- Pengguna WhatsApp Bisa Temukan Pesan Lama Lebih Cepat dengan Fitur Baru Ini
- RealityScan, Aplikasi Pengubah Foto Jadi Model 3D Kini Tersedia untuk Pengguna iOS
- Google Luncurkan Banyak Fitur Baru untuk Pengguna Android Jelang Akhir Tahun
Modul layanan ESA dilengkapi dengan 33 mesin dan berfungsi sebagai pembangkit tenaga Orion. Di luar propulsi, ia menyediakan listrik, kontrol termal, udara dan air, semuanya penting untuk Artemis II dan misi masa depan dengan awak manusia.
Juga, misi Artemis I adalah pertama kalinya NASA menggunakan sistem buatan Eropa sebagai komponen penting dari pesawat ruang angkasa AS.
Setelah misi Artemis I berhasil, Artemis 2 akan dijadwalkan akhir 2024. NASA berencana untuk mendaratkan astronot di Bulan dengan misi Artemis 3, memulai debutnya sebagai pendarat bulan komersial yang berasal dari program roket Starship SpaceX.