Twitter Diam-diam Hapus Kebijakan Misinformasi COVID-19, Elon Musk Mau Pengguna Bebas Berbicara!

JAKARTA - Twitter dilaporkan telah mengakhiri kebijakannya untuk menekan misinformasi atau menyesatkan tentang COVID-19. Diklaim, ini adalah bagian dari misi polarisasi CEO baru Twitter, Elon Musk untuk menjadikan kembali jejaring sosial sebagai tempat berbicara tanpa moderasi.

Dengan membuang aturan itu, perusahaan tidak akan lagi menerapkan label pada postingan yang berisi kebohongan tentang virus tersebut atau memberikan informasi korektif tambahan seperti sebelumnya.

Tampaknya, aturan baru ini juga tidak akan lagi menghapus tweet yang tidak akurat atau melarang akun yang menyinggung. Langkah ini diterapkan perusahaan secara diam-diam yang dimulai pada 23 November dan diunggah di blog asli Twitter.

Pertama kali, Twitter menetapkan kebijakan misinformasi COVID-nya pada April 2020, dan telah mengalami sejumlah perubahan. Pada saat itu, aturan tersebut sebagai cara untuk membantu orang terhubung dengan orang lain dan menemukan pembaruan yang andal, sekaligus menjaga informasi yang menyesatkan dari platform.

Melansir The Independent, Rabu, 30 November, aturan diperkenalkan bersama sejumlah pembaruan lainnya, termasuk bagian khusus di situs untuk menemukan pembaruan dari pejabat dan pakar.

Bagian utama dari kebijakan tersebut memungkinkan Twitter untuk menghapus postingan yang terlibat dalam misinformasi berbahaya. Jika sebuah akun berulang kali membagikan kiriman tersebut, akun tersebut juga dapat ditangguhkan seluruhnya.

Postingan yang berpotensi bermasalah tersebut dievaluasi menggunakan tiga metrik. Mereka harus menjadi penegasan fakta dan bukan pendapat, membuat klaim yang terbukti salah, dan melakukannya dengan cara yang akan membahayakan jika orang mempercayainya.

Beberapa postingan juga diberi label atau peringatan khusus jika masih menyesatkan tetapi kecil kemungkinannya untuk menimbulkan kerugian jika orang mempercayainya. Posting semacam itu juga akan dibuat kurang terlihat.

Menurut data Twitter, lebih dari 11.000 akun telah ditangguhkan dan lebih dari 97.000 konten yang menyesatkan telah dihapus sejak Twitter memperkenalkan kebijakan COVID pada Januari 2020 hingga berakhir minggu lalu.

Musk sendiri telah dikritik karena postingannya tentang COVID-19 di Twitter, meskipun menurut aturan dia tidak dikecam. Dia mengatakan, kepanikan terhadap COVID-19 itu "bodoh" dan menyatakan anak-anak tidak bisa tertular virus tersebut.