Kritik Desakan Seoul Soal Sanksi Baru, Adik Kim Jong-un: Mereka Tidak Tahu Bagaimana Hidup dengan Damai dan Aman
JAKARTA - Korea Utara pada Hari Kamis mengecam desakan Seoul untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Pyongyang setelah peluncuran misilnya yang berulang-ulang, dengan mengatakan tindakan tersebut akan menambah "permusuhan dan kemarahan" Korea Utara, lapor media pemerintah KCNA.
Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh KCNA, menyebut Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol "dan para idiot lainnya" sebagai "anjing setia" Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan pada Hari Selasa, pihaknya sedang meninjau sanksi independen terhadap Pyongyang.
Dikatakan sanksi pada sektor dunia maya termasuk di antara yang dipertimbangkan, jika Korea Utara mendorong uji coba nuklir.
Korea Utara telah melakukan peluncuran rudal balistik dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. Sementara, selama berbulan-bulan Washington mengatakan Korea Utara dapat melakukan uji coba bom nuklir, yang pertama sejak 2017, kapan saja.
"Jika mereka berpikir bahwa mereka dapat melarikan diri dari situasi berbahaya saat ini melalui 'sanksi', mereka pasti sangat bodoh karena mereka tidak tahu bagaimana hidup dengan damai dan nyaman," kata Kim Yo-jong dalam pernyataan tersebut, melansir Reuters 24 November.
Amerika Serikat telah mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk meminta pertanggungjawaban Korea Utara atas uji coba misilnya dalam satu suara, menuduh China dan Rusia "memberi keberanian" Pyongyang dengan memblokir tindakan Dewan Keamanan.
Baca juga:
- Infrastruktur Listriknya Lumpuh dan Terancam Kegelapan di Musim Dingin, Presiden Zelensky Desak DK PBB Hukum Rusia
- AS Siap Kucurkan Tambahan Bantuan Militer Rp6,2 Triliun ke Ukraina, Ada Amunisi NASAMS dan HIMARS
- Pengacara Temukan Dugaan Komandan Pasukan Rusia Mengetahui atau Memerintahkan Kekerasan Seksual di Ukraina
- Tak Gentar, Komandan Pasukan Kurdi Suriah Siap Halau Serangan Darat Turki
Diketahui, China dan Rusia mendukung sanksi yang lebih ketat setelah uji coba nuklir terakhir Pyongyang pada 2017, tetapi pada Mei keduanya memveto dorongan yang dipimpin AS untuk lebih banyak hukuman PBB atas peluncuran misil yang diperbarui.
"Kami memperingatkan orang yang kurang ajar dan bodoh sekali lagi, bahwa sanksi dan tekanan putus asa dari AS dan antek Korea Selatan terhadap DPRK akan menambah bahan bakar permusuhan dan kemarahan yang terakhir," tegas Kim Yo-jong, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.