Serangan Rusia Lumpuhkan Fasilitas Listrik Jelang Musim Dingin, Ukraina Terancam Pemadam Listrik hingga Maret
JAKARTA - Warga Ukraina bersiap menghadapi musim dingin dengan sedikit atau tanpa listrik di beberapa daerah, termasuk ibu kota, di mana suhu telah turun di bawah titik beku, karena serangan Rusia yang tanpa henti melumpuhkan setengah dari kapasitas energi negara itu.
Presiden Volodymyr Zelensky mengimbau masyarakat untuk menghemat listrik, terutama di daerah yang terkena dampak paling parah seperti Kyiv, Vinnytsia di barat daya, Sumy di utara dan Odesa di Laut Hitam.
Rusia diketahui melakukan serangan rudal beruntun sebagai tanggapan kemunduran pasukannya di medan perang, dengan Presiden Zelensky mengatakan setengah dari kapasitas listrik negara itu telah dihancurkan oleh roket Rusia.
"Kerusakan sistematis pada sistem energi kita akibat serangan teroris Rusia sangat besar, sehingga semua orang dan bisnis kita harus membatasi dan mendistribusikan kembali konsumsi mereka sepanjang hari," kata Presiden Zelensky dalam pidato video malamnya, melansir Reuters 22 November.
"Cobalah untuk membatasi konsumsi listrik pribadi Anda," imbau Presiden Zelensky.
Jutaan orang Ukraina kemungkinan besar akan hidup dengan pemadaman listrik, setidaknya sampai akhir Maret, kepala penyedia energi utama mengatakan pada Hari Senin.
Sergey Kovalenko, kepala YASNO, yang menyediakan energi untuk Kyiv, mengatakan para pekerja bergegas menyelesaikan perbaikan sebelum musim dingin tiba.
"Persiapkan pakaian hangat, selimut, pikirkan opsi yang akan membantu Anda menunggu pemadaman yang lama," terang Kovalenko.
"Lebih baik melakukannya sekarang daripada sengsara," sambungnya.
Sementara itu, warga di kota selatan Kherson yang baru saja dibebaskan, di mana Kyiv mengatakan pasukan Rusia menghancurkan infrastruktur penting sebelum pergi awal bulan ini, dapat mengajukan permohonan untuk dipindahkan ke daerah di mana masalah keamanan dan pemanasan tidak terlalu parah.
Dalam pesan Telegram untuk warga Kherson, terutama orang tua, wanita dengan anak-anak dan mereka yang sakit atau cacat, Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk mengunggah sejumlah cara warga dapat menyatakan minat untuk pergi.
"Anda dapat dievakuasi selama periode musim dingin ke wilayah yang lebih aman di negara ini," tulisnya mengutip masalah keamanan dan infrastruktur.
Terpisah, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pemadaman listrik dan serangan Rusia pada infrastruktur energi adalah konsekuensi dari Kyiv yang tidak mau bernegosiasi, kantor berita TASS melaporkan akhir pekan lalu.
Baca juga:
- Pemerintah Kolombia dan Pemberontak ELN Mulai Pembicaraan Damai untuk Akhiri Perang Enam Dekade
- Kepala Intel Israel Sebut Protes di Iran Mengarah ke Pemberontakan, Tapi Tidak Membahayakan Pemerintah
- Presiden Zelensky Ingin Jaminan Perlindungan PLTN Zaporizhzhia dari Sabotase Rusia
- Uganda Bakal Kirim 1.000 Tentara ke Kongo, Gabung Pasukan Regional Hadapi Ratusan Kelompok Milisi
Pada Senin malam, Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan, Rusia membombardir Kherson dari seberang Sungai Dnipro, setelah pasukannya melarikan diri.
"Tidak ada logika militer: mereka hanya ingin membalas dendam pada penduduk setempat," cuitnya.
Sementara Moskow membantah dengan sengaja menargetkan warga sipil, dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" untuk membersihkan Ukraina dari kaum nasionalis, melindungi komunitas berbahasa Rusia.